NEW YORK - Pemerintah Amerika Serikat (AS) pada Kamis (04/11) mengumumkan akan memberi hadiah sebesar USD10 juta (Rp143 miliar) untuk informasi apapun yang dapat membantu mereka menemukan pemimpin grup yang menyandera data dengan meminta uang tebusan di dunia maya atau ransomware, DarkSide.
Dikutip DW, ini adalah upaya terbaru negara itu untuk menghentikan serangan pemerasan di dunia maya oleh DarkSide.
“Dalam beberapa hari dan minggu mendatang, Anda akan melihat lebih banyak penangkapan, lebih banyak penyitaan uang tebusan dari peretas dan tambahan operasi penegakan hukum,” terang Wakil Jaksa Agung, Lisa Monaco.
“'Jika Anda menargetkan kami, kami akan menargetkan Anda,'' ujarnya dalam sebuah wawancara dengan kantor berita AP minggu ini. Dia menolak untuk mengatakan secara spesifik siapa saja yang kemungkinan akan menghadapi penuntutan.
Baca juga: Perangi Kejahatan Dunia Maya, Dephan AS Tangkap Pria Rusia yang Diekstradisi dari Korsel
Selain hadiah untuk informasi yang bisa menangkap para pemimpin kelompok peretas, Departemen Luar Negeri juga menawarkan hingga USD5 juta (Rp72 miliar) untuk informasi yang dapat mengarah ke penangkapan atau penjatuhan hukuman kepada siapa pun, di negara mana pun, yang mencoba berpartisipasi dalam insiden ransomware DarkSide.
"Dengan menawarkan hadiah ini, Amerika Serikat menunjukkan komitmennya untuk melindungi korban ransomware di seluruh dunia dari eksploitasi oleh penjahat dunia maya," kata Departemen Luar Negeri dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Takut Pembalasan, Grup Hacker Rusia Minta Maaf Retas Data Putra Mahkota Saudi
Biro Investigasi Federal (FBI) mengatakan DarkSide bermarkas di Rusia dan bertanggung jawab atas serangan siber di jaringan pipa utama yang sempat melumpuhkan jaringan pipa minyak dan gas Colonial Pipeline pada Mei lalu. Tidak beroperasinya jaringan pipa tersebut mengakibatkan penutupan tempat pengisian bahan bakar selama berhari-hari di AS dan menyebabkan kenaikan harga gas dan kekurangan bahan bakar di beberapa bagian.
Follow Berita Okezone di Google News