Ahli virologi dan pakar kesehatan masyarakat mengatakan kepada Reuters bahwa kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh kombinasi dari tingkat vaksinasi yang rendah di beberapa negara, berkurangnya kekebalan di antara mereka yang diinokulasi lebih awal, dan kelengahan terkait aturan memakai masker dan menjaga jarak di saat pemerintah melonggarkan pembatasan selama musim panas.
"Jika ada satu hal yang bisa dipelajari dari ini, jangan mengalihkan pandangan Anda dari bola," kata Lawrence Young, ahli virologi di Warwick Medical School di Inggris sebagaimana dilansir Reuters.
Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk minggu hingga 7 November menunjukkan bahwa Eropa, termasuk Rusia, adalah satu-satunya wilayah yang mencatat kenaikan kasus, naik 7%, sementara daerah lain melaporkan penurunan atau tren stabil. Demikian pula, dilaporkan peningkatan kematian 10%, sementara daerah lain melaporkan penurunan.
Beberapa negara Eropa telah mulai memberlakukan kembali pembatasan dan lockdown yang tidak populer di kalangan masyarakat.
Austria pada Senin (15/11/2021) mulai memberlakukan lockdown khusus bagi orang-orang yang belum divaksinasi, sementara Jerman mempertimbangkan memperpanjang keadaan darurat Covid-19. Belanda juga menerapkan aturan serupa dengan mengumumkan penguncian sebagian selama tiga pekan untuk mencegah penyebaran virus corona.
(Rahman Asmardika)