JERMAN - Pandemi Covid-19 memunculkan tekanan besar bagi dunia medis. Termasuk saat vaksin Covid-19 diluncurkan. Tenaga kesehatan (nakes) di Jerman harus menghadapi agresi dan ancaman dari kelompok penentang vaksin Covid-19. Selain itu, kelelahan dan rasa frustasi akibat pandemi meningkatkan ketegangan antara pasien dan tenaga medis.
Diketahui terdapat peningkatan pelecehan yang dialami para dokter di klinik mereka di Jerman. Para dokter juga menerima ancaman kekerasan yang dikirim melalui surat dari kelompok anti-vaksin di seluruh negeri.
Seperti dikutip DW, sejumlah organisasi dokter pekan lalu melaporkan suasana agresif dan ketegangan di banyak klinik di Jerman. Ini terjadi ketika pandemi virus corona mencapai tingkat infeksi yang belum pernah terjadi sebelumnya di negara itu. Pada Kamis (11/11) pekan lalu, Jerman melaporkan jumlah kasus baru tertinggi dari negara mana pun di dunia, dengan mencatat 50.377 kasus.
Baca juga: Atasi Covid-19, Tenaga Kesehatan di Singapura Dapat Hadiah Rp42 Juta
Salah satu laporan yang paling mengkhawatirkan datang dari negara bagian timur Sachsen, di mana mencatat tingkat kejadian 7 hari infeksi baru tertinggi (569 per 100.000 penduduk) dan tingkat penyerapan vaksin terendah (hanya 57% dari populasi Sachsen yang sepenuhnya divaksinasi). Di seluruh Jerman, 67,5% populasi saat ini telah divaksinasi.
"Agresi dan ekstremisme di antara orang-orang telah menjadi jauh lebih buruk," kata Erik Bodendieck, Ketua Asosiasi Medis Sachsen sekaligus dokter umum.
"Beberapa dokter bahkan menerima ancaman pembunuhan,” lanjutnya.
Baca juga: Kelompok Antivaksin Masih Berkeliaran, Ketua IDAI Minta Pemerintah Tarik Rem Darurat!