Hardly menjelaskan bahwa hingga saat ini mayoritas masyarakat Indonesia masih banyak yang mengonsumsi media televisi baik melalui siaran free to air (FTA) atau pun televisi berlangganan (Pay TV). Meski demikian, sebagian besar sudah mulai beralih menggunakan internet.
Agenda migrasi siaran televisi digital pada 2 November 2022 mendatang, kata Hardly, akan menghadirkan saluran-saluran televisi yang semakin banyak dari jumlah yang ada sekarang. Di sisi lain, perkembangan internet pun telah menghadirkan disrupsi informasi.
"Setiap orang berkesempatan menjadi produsen informasi yang dapat diakses oleh jutaan penonton," ujar Hardly.
Dengan kondisi inilah, ditekankan Hardly, masyarakat harus meningkatkan kapasitas literasi media. Hal itu penting agar masyarakat berdaya dan memiliki ketahanan informasi yang baik.
"Harapannya, dengan kapasitas literasi yang baik, masyarakat mampu menjadikan media sebagai alat mendapatkan informasi yang bermanfaat baik untuk diri sendiri atau pun lingkungan sekitarnya," bebernya.
(Awaludin)