JAKARTA – Hari Guru Nasional diperingati setiap 25 November. Tepat pada peringatannya hari ini, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan Hari Guru sebagai wahana meneguhkan komitmen seluruh guru untuk terus mendidik anak negeri tiada henti.
Apalagi di masa pandemi, bergesernya pola pembelajaran menjadi daring merupakan tantangan bagi guru untuk dapat menyesuaikan.
“Pembelajaran daring pun banyak rintangan, tak semudah yang dibayangkan. Birokrasi dan otoritas penyelenggara pendidikan seakan gagap mengatasi keadaan. Meski perlahan ada langkah-langkah perbaikan,” tutur Haedar pada Rabu (24/11).
Menurutnya, dunia pendidikan Indonesia yang kompleks dengan segala masalah dan tantangan tidak dapat digeneralisasi oleh standar lembaga-lembaga pendidikan Jakarta dan kota-kota besar yang digdaya. Ia menilai, masih banyak lembaga pendidikan di daerah pelosok yang mengalami kesulitan sarana dan prasarana.
"Dunia pendidikan Indonesia di ranah global pun masih harus menghadapi tantangan, karena kondisi Daya Saing Bangsa dan Human Development Index (HDI) Indonesia masih di bawah negara-negara ASEAN,” imbuh Haedar.
Baca juga: Asal-Usul Hari Guru Nasional Diperingati Tanggal 25 November
Haedar menambahkan, pemerintah melalui Kemendikbudristek harus menciptakan langkah-langkah terobosan yang tersistem, kontinu, serta berorientasi pada pemecahan masalah dan pengembangan dunia pendidikan Indonesia yang beragam kondisi dan permaslahannya itu. Termasuk menangkal ajaran radikalisme, intoleransi dan kekerasan.
“Apalagi ditambah dengan urusan-urusan lain yang dibebankan pada dunia pendidikan seperti soal radikalisme, intoleransi, kekerasan, dan lain-lain yang mesti seksama dalam memecahkannya,” tegas Haedar.