Versi pertama menyebut Satrio Wirang memang tidak sepopuler tokoh Satrio Piningit. Karena dalam kehidupannya selalu difitnah. Namun, dia tetap bekerja keras mengabaikan fitnah yang menimpa dirinya. Hati dan kehidupannya sudah terbiasa dengan fitnah dan cemooh.
Dalam sudut pandang lain, Satrio Wirang dikatakan setelah kalah justru merecoki yang menang. Kemudian satu persatu para prajuritnya yang ikut dalam peperangan akan meninggalkan Satrio Wirang.
Satu hal yang disepakati dua versi tersebut adalah wataknya yang keras dan mudah tersinggung tapi cepat melupakan dan memaafkan kesalahan orang lain pada dirinya.
Rangkuman Hastamitra¸ Kamis (23/5/2014) tentang suluk dalam Kitab Jayabaya mengatakan Satrio Wirang muncul dalam lakon pewayangan Parikesit. Munculnya Satrio Wirang dan sosok pemimpin layaknya Brawijaya ini disusul kemunculan empat pemimpin yang mendampingi Brawijaya dalam memimpin dan membangun negeri ini.
Dua versi ini juga punya tandingan. Ada yang meyakini Satrio Wirang adalah Satrio Piningit. Dia seorang satria yang dipermalukan karena fitnah. Dia tersimpan dalam sejarah nusantara dan akan muncul kembali bila waktunya sudah tiba. Dia merupakan Satrio Pinilih atau sosok terpilih yang dikehendaki rakyat dan direstui oleh para leluhur nusantara.
Namun terlepas dari kebenaran ceritanya, legenda letusan Gunung Slamet selalu menyimpan misteri. Sulit diterjemahkan tapi menarik dituturkan.
(Awaludin)