KLATEN — Sebuah tradisi sunatan unik masih dijaga dan dijalankan masyarakat Klaten, Jawa Tengah sejak puluhan tahun lalu. Setiap anak yang disunat diwajibkan menjalani ritual ini.
Langgeng Wijoyo, (11 tahun), diarak keliling kampungnya di Dukuh Kemiri RT 013/RW 007, Desa Kemiri, Kecamatan Tulung, Klaten Sabtu (11/12/2021) pagi. Setelahnya, putra bungsu dari pasangan Edi Mulyono dan Giyem itu dimandikan dengan mandi kembang di Sendang Gondang yang ada di kampung tersebut.
BACA JUGA: Ngerinya Sunat ala Suku Mardudjara Aborigin, Kulit Kemaluan Main Potong lalu Ditelan
Mandinya pun bukan mandi biasa, siswa di kelas V SDN II Kemiri itu melakukan ritual mandi kembali yang dilanjutkan tebar benih ikan. Apa sebab ia melakukan itu semua? Rupanya Langgeng akan disunat. Sunat merupakan prosesi sakral bagi sebagian orang karena menjadi simbol sang anak memasuki masa balig.
Di Desa Kemiri, setiap anak yang akan disunat wajib melakukan apa yang dijalani Langgeng. Tradisi unik itu masih dijaga sampai sekarang.
Tradisi ini diawali dengan sungkeman. Langgeng diminta sungkem kepada orang tuanya di depan ruma. Selanjutnya, orang tua Langgeng mengajaknya berkeliling kampung menuju Sendang Gondang. Lokasi sendang tersebut berada di ujung barat Dukuh Kemiri. Saat diarak keliling kampung, Langgeng didampingi para sesepuh desa, kawula muda, dan teman-teman sebayanya. Hal ini menandakan lingkungan di Kemiri berlangsung guyub rukun dan damai.
BACA JUGA: Aneh, Kemaluan Bocah 5 Tahun Ini Tiba-Tiba Tersunat Sendiri saat Main
Tiba di Sendang Gondang, Langgeng beserta rombongan memanjatkan doa agar diberi kelancaran selama menjalankan khitan alias sunat. Berikutnya, Langgeng menebar 10 kilogram ikan di Sendang Gondang. Ada tiga jenis ikan yang ditebar, di antaranya nila merah dan bawal.
Setelah itu giliran sang ayah, Edi Mulyono, menebar kembang mawar di sendang tersebut. Begitu permukaan air sendang sudah hampir penuh dengan kembang mawar merah, Langgeng langsung menceburkan diri. Tradisi ini simbol untuk menyucikan diri sebelum disunat.