Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

4 Penjara dengan Keamanan Paling Ketat di Dunia, Tak Ada Tahanan yang Bisa Lolos

Tim Litbang MPI , Jurnalis-Jum'at, 31 Desember 2021 |06:01 WIB
4 Penjara dengan Keamanan Paling Ketat di Dunia, Tak Ada Tahanan yang Bisa Lolos
Penjara ADX Supermax di Florence, Colorado, AS.
A
A
A

JAKARTA - Beberapa penjara di dunia dirancang sangat ketat agar para tahanan yang ada di dalamnya tidak mudah melarikan diri. Apalagi, bagi penjara yang memang diperuntukkan untuk narapidana kasus berbahaya, seperti teroris.

Berikut adalah penjara-penjara paling ketat di dunia, yang dirangkum Tim Litbang MPI dari berbagai sumber:

BACA JUGA: 4 Penjara Paling Mengerikan di Indonesia, Nomor 3 Ribuan Orang Tewas Tergantung

1. Pulau Nusakambangan, Indonesia

Pulau Nusakambangan yang berada di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah terkenal karena pola pengamanannya yang cukup ketat. Melansir Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum berjudul ‘Analisis Pembentukan Organisasi Pengelola Nusakambangan Sebagai Pilot Project Revitalisasi Pemasyarakatan’, beberapa lapas yang ada di Pulau Nusakambangan, yaitu Lapas Khusus Karanganyar, Lapas Kelas IIA Pasir Putih, dan Lapas Kelas I Batu memiliki tingkat pengamanan tinggi dengan menerapkan prinsip one man one sel. Artinya, satu sel hanya diisi oleh seorang narapidana. Mereka yang ditahan di lapas ini merupakan narapidana berisiko tinggi, seperti bandar narkotika dan teroris.

Pulau Nusakambangan sudah ada dan dikembangkan sejak masa kolonial Belanda. Demi memastikan keamanan, petugas melakukan patroli setiap hari dan dilengkapi dengan senjata api. Terlebih, letaknya yang berada di tengah laut juga sulit bagi para napi meloloskan diri.

BACA JUGA: Tahanan Membludak, Denmark Sewa Penjara Rp3,3 Triliun di Kosovo Selama 10 Tahun

2. Penjara La Sante, Prancis

Penjara La Sante yang berada di Paris, Prancis juga memiliki tingkat keamanan yang sangat ketat. Banyak yang mengatakan bahwa sekali seseorang masuk ke dalam penjara ini, ia tidak akan bisa keluar sebelum masa tahanannya habis. Artinya, tidak ada napi yang bisa melarikan diri dari penjara superketat yang dibangun pada 1867 itu.

Beberapa tahanan pernah mencoba kabur dari penjara ini melalui pipa pembuangan kotoran. Mereka berpikir, jalur itu bisa digunakan sebagai arena melarikan diri. Namun, betapa terkejutnya mereka ketika mengetahui pipa kotoran itu juga ikut dikunci oleh pihak keamanan penjara.

Dulunya La Sante merupakan penjara yang sangat kecil dan disesaki oleh para tahanan. La Sante dibagi atas 2 bagian, yakni bagian atas dan bawah. Hingga tahun 2000, kesan rasis sangat terasa dalam penjara ini dengan pengelompokkan sel berdasarkan wilayah. Ada yang khusus untuk narapidana kulit hitam asal Afrika, narapidana asal Eropa Barat, narapidana dari Afrika Utara, dan narapidana dari negara lain. Protes keras akan kepadatan penjara ini dilayangkan pada 2013 oleh seorang pengacara bernama Etienne Noel. Dia melihat bahwa para tahanan di penjara ini tidak bisa hidup secara layak dengan ruang sel yang kecil.

3. Penjara Arthur Road, India

Penjara tertua di Mumbai bernama Arthur Road atau The Mumbai Central Prison dikenal dengan tingkat keamanannya yang sangat tinggi. Saat dibangun pertama kali tahun 1926, penjara ini direncanakan untuk menampung seribu orang tahanan.

Namun, seiring berjalannya waktu Arthur Road dihuni oleh 2 ribu tahanan. Berdiri di atas tanah seluas 2 hektare, Arthur Road dipersiapkan sebagai benteng yang tidak bisa ditembus.

4. Penjara ADX Florence, Amerika Serikat

Dibangun pada 1994, penjara yang berada di bagian utara Florence, Colorado, AS ini menjadi penjara yang paling ketat di AS, atau disebut dengan supermax. Penjara ini memang diperuntukkan bagi narapidana kelas kakap dan dirasa membahayakan. Hampir 95% napi penghuni lapas ini merupakan pindahan dari lapas lainnya, dan pernah melakukan tindak kekerasan di lapas sebelumnya.

Para narapidana ditahan di sel isolasi lapas selama 23 jam per hari. Jendela yang ada di setiap sel juga sengaja dirancang kecil agar napi tidak bisa meloloskan diri.

Selama 3 tahun pertama masa tahanan, seorang napi dilarang untuk berinteraksi dengan napi lainnya. Sementara itu, perabotan yang ada di sel hanya sebatas meja, kursi, dan tempat tidur yang seluruhnya dibuat dari beton. Minimnya perabotan yang diberikan juga membatasi ruang gerak para napi untuk melarikan diri.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement