JAKARTA – Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menegaskan Indonesia masih akan terus memperjuangkan perdamaian dan hak-hak di negara konflik. Hal ini disampatkan Retno saat Kementarian Luar Negeri (Kemlu) menyelenggarakan Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri (PPTM) pada Kamis (6/1/2021).
Dia menyatakan di ASEAN sendiri, masih berlangsung krisis politik yang terjadi di Myanmar. Hal ini sempat dibahas oleh pemimpin-pemimpin negara ASEAN pada April 2021 silam di Jakarta.
“Penting bagi ASEAN untuk terus memperkuat kesatuan dan sentralisasi yang sama krisis politik di Myanmar. Pada April 2021, pemimpin-pemimpin di negara ASEAN berdialog di Jakarta untuk membantu Myanmar mengatasi krisis politik agar kekerasan dapat dihentikan dan demokrasi dapat dipulihkan," terangnya.
Retno juga menyoroti kejadian di Afghanistan, ketika Taliban yang hingga saat ini menduduki negara tersebut. Retno menjelaskan kalau Indonesia menjadi salah satu negara yang aktif membahas masalah ini.
Baca juga: Menlu RI Minta Negara Maju Atasi Kesenjangan Vaksin Covid-19
"Di akhir tahun 2021, saya telah menghadiri sidang luar biasa menteri luar negeri mengenai situasi kemanusiaan di Afghanistan. Indonesia termasuk inisiator pelaksanaan pertemuan tersebut mengingat situasi kemanusiaan Afghanistan yang semakin memburuk," ungkapnya.
Retno menyatakan dengan tegas posisi Indonesia selalu konsisten, dan ingin melihat Afghanistan damai dan stabil. Dirinya juga berharap Taliban akan menepati janji mereka untuk membela hak wanita Afghanistan.
Baca juga: Menlu Retno Jenguk Bayi Raffi Ahmad dan Gigi, Bahas Profesi Diplomat dan Diplomasi
"Indonesia akan terus mendorong Taliban untuk menepati janji yang disampaikan Taliban 16 Agustus 2021 dapat dipenuhi termasuk penghormatan terhadap hak-hak perempuan," lanjutnya.
Hingga saat ini, Indonesia juga masih menjadi salah satu negara yang aktif menyumbangkan pasukan perdamaian ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Total sumbangan pasukan Indonesia juga meningkat di tahun lalu.
"Indonesia adalah negara penyumbang pasukan pemeliharaan perdamaian PBB terbesar ketujuh di dunia, naik dari peringkat kedelapan. Pasukan perdamaian perempuan Indonesia naik dari 5,9% pada 2020 menjadi 6,7%," tambahnya.
(Susi Susanti)