JAKARTA - Kasus korupsi bukan hal yang harus ditutupi lagi. Korupsi kian merajalela di berbagai negara yang kerap melibatkan banyak orang-orang terkenal, khususnya kalangan politisi. Meskipun telah berkecukupan, ternyata banyak politisi yang justru menjeratkan diri dalam kasus korupsi. Berikut 3 tokoh politisi dengan skandal korupsi terbesar di dunia, salah satunya dari Indonesia, diolah dari berbagai sumber.
1. Soeharto
Soeharto merupakan presiden Indonesia yang menjabat sejak tahun 1967 sampai 1998. Rezimnya dianggap paling korup pada abad ke-20. Melansir Aljazeera, Transparency International memperkirakan Soeharto telah menggelapkan uang negara hingga USD35 miliar (Rp502 triliun). Hal tersebut membuat Soeharto menjadi salah satu pemimpin paling korup di dunia.
Baca juga: KPK Tangani 101 Perkara Korupsi Sepanjang 2021, 116 Orang Ditetapkan Tersangka
Selama 32 tahun memegang tampuk kekuasaan sebagai orang nomor satu Indonesia, kepemimpinan Soeharto dirusak dengan tindak korupsi dan nepotisme. Anggota keluarga dan kroninya membangun kerajaan bisnis besar-besaran, dengan menggabungkan elemen ekonomi, mulai dari jalan tol hingga stasiun televisi.
Diketahui, tahun 2000 Soeharto batal diadili lantaran kesehatannya yang memburuk. Hingga akhir hayatnya, Soeharto membantah telah melakukan kesalahan tersebut.
Baca juga: KPK Kembali Usut Korupsi Kegiatan Fiktif Kementerian ESDM, Panggil 4 Saksi Hari Ini
2. Ferdinand Marcos
Ferdinand Marcos pernah menjabat sebagai presiden Filipina dari tahun 1972-1986, sebelum diberhentikan lewat revolusi yang dilakukan rakyat Filipina. Selama masa kediktatorannya, Marcos meraup uang negara sekitar USD7 miliar (Rp100 triliun) hingga USD14 miliar (Rp201 triliun).
Dilansir dari Aljazeera, Filipina diperkirakan akan membayar utang warisan dari era Marcos hingga tahun 2025. Selama 20 tahun berkuasa, Marcos gagal mereplikasi ekonomi Filipina dan industri global, yang muncul di negara tetangga Korea Selatan, Taiwan, dan Singapura.
3. Mobutu Sese Seko
Menjabat sebagai Presiden Republik Kongo dari tahun 1965 hingga 1997, Mobuti Sese Seko membuat masyarakat Kongo menderita berkepanjangan.
Pada tahun 1971, Mobutu mengganti nama Kongo menjadi Zaire dan mendesak orang-orang untuk mengadopsi kostum nasional rancangannya sendiri.
Selama rezimnya, Mobutu dikenal karena nepotisme, berbelanja ke Paris, dan menggelapkan dana pemerintah. Diketahui, Mobutu telah menggelapkan dana hingga USD4 miliar (Rp57 triliun). Negara tersebut telah mengalami inflasi yang tinggi, utang berlebihan, dan devaluasi mata uang.
(Susi Susanti)