"Saat di TKP, anjing pelacak sempat menggigit Danu hingga tiga kali, lalu keterangan Danu banyak berubah-ubah. Bahkan, Danu tidak mau menandatangani BAP dengan alasan keterangan yang disampaikan hanya karangan belaka, itu yang membuat penyidik kesal, Danu itu banyak mengarang cerita," bebernya.
"Dari situlah Yoris memiliki kecurigaan, ada apa dengan Danu? kalau tidak terlibat kenapa berubah ubah? Itu lah yang menjadi pertimbangan Yoris bergabung dengan kita karena dia tidak mau dikelompokan dengan Danu karena tentu apa yang terjadi pada Danu akan berdampak pada Yoris," sambungnya.
Dengan semakin mengerucutnya kasus pembunuhan ini ditambah hadirnya sketsa wajah yang dirilis Polda Jabar, Rohman menekankan bahwa kasus pembunuhan ini tidak ada kaitannya dengan anggapan rebutan pengelolaan dana BOS yayasan sekolah yang dikelola oleh korban dan Yosep.
Bahkan, Rohman meyakinkan bahwa dalam proses penyidikan, tidak ada lagi pertanyaan penyidik yang mengarah pada pengelolaan dana BOS tersebut. Selain itu, sejak awal mencuatnya kasus hingga saat ini, anggapan bahwa kasus pembunuhan ini berkaitan dengan pengelolaan dana BOS tidak terbukti.
"Sama sekali tidak ada kaitannya, itu sempat disebutkan di awal pada saat Yoris dan Danu masih bergabung saat itu. Pada saat itu, Yosep masih sendirian atau berdua dengan Bu Mimin (istri kedua) dan dana itu tidak terbukti sampai saat ini," katanya.
"Bahkan saat Pak Yosep dan Yoris bergabung saat ini juga tidak terbukti. Justru saat ini mereka sedang berupaya untuk kembali membuka operasional sekolah karena sudah lama berhenti beroperasi, agar bantuan pemerintah juga bisa turun lagi," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Polda Jabar terus berupaya mengungkap tabir sekaligus pelaku pembunuhan Tuti Suhartini dan Amelia Mustika Ratu di Kabupaten Subang.
Diketahui, sejak jasad ibu dan anak gadisnya itu ditemukan di bagasi mobil Alphard dalam keadaan telanjang, Rabu (18/8/2021) lalu, peristiwa tersebut hingga kini masih diselimuti misteri.
Namun, Polda Jabar mulai menunjukkan titik cerah terkait pengungkapan kasus tersebut. Berdasarkan keterangan saksi potensial, Ditreskrimum Polda Jabar telah mengantongi sketsa wajah yang diduga kuat pelaku pembunuhan sadis itu.
"Kami sudah melakukan langkah memeriksa saksi potensial dan mendapatkan sketsa wajah dari terduga yang potensial dalam kasus tersebut. Sketsa wajah ini hasil dari tim Inafis Bareskrim," ungkap Dirreskrimum Polda Jabar, Kombes Pol Ke Yani Sudarto dalam kegiatan Rilis Akhir Tahun Polda Jabar di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Rabu (29/12/2021).
Yani pun memperlihatkan salinan sketsa wajah yang diduga kuat pelaku pembunuhan kepada puluhan awak media yang hadir dalam kegiatan tersebut. Meski keterangan yang tertera dalam salinan sketsa tidak jelas, namun terlihat bahwa pelaku merupakan seorang pemuda menggunakan kemeja planel hitam dan putih.
Lebih lanjut Yani mengatakan, sejak peristiwa pembunuhan itu terungkap, pihaknya telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) hingga lima kali, otopsi dua kali, hingga memeriksa 69 saksi.