WASHINGTON – Jarum Jam Kiamat tetap berada di titik terdekat dengan bencana akhir peradaban karena berbagai ancaman global, termasuk senjata nuklir dan perubahan iklim, yang terjadi sepanjang 2021, demikian diungkap Bulletin of Atomic Scientist (BAS) pada Kamis (20/1/2022).
Bulletin of Atomic Scientist (BAS), sebuah organisasi yang didirikan oleh Albert Einstein dan Robert Oppenheimer, mengumumkan hal itu selama konferensi tahunan ke-75 tentang hitungan mundur jam kiamat, sebuah metafora menuju akhir peradaban.
BACA JUGA: Dunia Dilanda Pandemi Covid-19, Jarum Jam Kiamat Tak Bergerak pada 2021
"Anggota Dewan Sains dan Keamanan menemukan dunia tidak lebih aman daripada tahun lalu saat ini dan karena itu memutuskan untuk mengatur Jam Kiamat sekali lagi pada 100 detik hingga tengah malam", kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan sebagaimana dilansir Sputnik.
"Keputusan ini, dengan cara apa pun, tidak menunjukkan bahwa situasi keamanan internasional telah stabil. Sebaliknya, Jam tetap yang paling dekat dengan kiamat yang mengakhiri peradaban".
BACA JUGA: Peristiwa 17 Januari: Perjanjian Renville hingga Pengaktifan Jam Kiamat
Untuk mencegah situasi memburuk, organisasi tersebut meminta presiden Amerika Serikat (AS) dan Rusia untuk mengidentifikasi batasan yang lebih ambisius pada senjata nuklir dan sistem pengirimannya pada akhir tahun ini. Rilis itu juga menambahkan bahwa China juga harus harus berkomitmen pada kebijakan tidak menggunakan senjata nuklir pertama bersama dengan AS dan Rusia.