Setelah pecahnya Perang Dunia II di Eropa, Churchill dipanggil kembali ke jabatannya sebagai pimpinan Departemen Angkatan Laut Inggris dan delapan bulan kemudian menggantikan Neville Chamberlain yang tidak efektif sebagai perdana menteri dari pemerintahan koalisi baru.
Pada tahun pertama pemerintahannya, di tengah perlawanan Inggris terhadap Nazi Jerman, tetapi Churchill berjanji kepada negaranya dan dunia bahwa rakyat Inggris "tidak akan pernah menyerah". Dia menyatukan rakyat Inggris untuk melakukan perlawanan sengit serta dengan lihai membawa Presiden Amerika Serikat (AS) Franklin D. Roosevelt dan Pemimpin Uni Soviet Joseph Stalin ke dalam sebuah aliansi yang menghancurkan kekuatan Poros Nazi Jerman.
Pada Juli 1945, 10 minggu setelah kekalahan Jerman, pemerintahan Konservatifnya mengalami kekalahan melawan Partai Buruh Clement Attlee, dan Churchill mengundurkan diri sebagai perdana menteri. Namun, pada 1951, Churchill yang berperan sebagai pemimpin oposisi kembali terpilih sebagai perdana menteri.
Dua tahun kemudian, dia dianugerahi Hadiah Nobel dalam Sastra untuk enam volume studi sejarah Perang Dunia II dan untuk pidato politiknya; dia juga dianugerahi gelar bangsawan oleh Ratu Elizabeth II. Pada 1955, ia pensiun sebagai perdana menteri tetapi tetap di Parlemen sampai tahun 1964, setahun sebelum kematiannya.
(Fahmi Firdaus )