Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Sejarah 30 Januari: Mahatma Gandhi Dibunuh Ekstremis Hindu

Susi Susanti , Jurnalis-Minggu, 30 Januari 2022 |01:06 WIB
Sejarah 30 Januari: Mahatma Gandhi Dibunuh Ekstremis Hindu
Mahatma Gandhi (Foto: Wikimedia Commons)
A
A
A

Saat di penjara, dia memimpin aksi mogok makan lagi sebagai protes atas perlakuan pemerintah Inggris terhadap orang-orang India yang miskin dan terdegradasi yang menduduki tingkat terendah dari sistem kasta, yang tak pernah ‘tersentuh’.

Pada 1934, ia meninggalkan Partai Kongres India untuk bekerja bagi pembangunan ekonomi banyak orang miskin di India. Anak didiknya, Jawaharlal Nehru, ditunjuk sebagai pemimpin partai menggantikannya.

Seiring pecahnya Perang Dunia II, Gandhi kembali ke politik dan menyerukan kerja sama India dengan upaya perang Inggris dengan imbalan kemerdekaan. Inggris menolak dan berusaha memecah India dengan mendukung kelompok Hindu dan Muslim konservatif. Sebagai tanggapan, Gandhi meluncurkan gerakan "Keluar dari India" pada 1942, yang menyerukan penarikan total Inggris. Gandhi dan para pemimpin nasionalis lainnya dipenjarakan sampai 1944.

Pada 1945, pemerintah baru berkuasa di Inggris, dan negosiasi untuk kemerdekaan India dimulai. Gandhi ingin India yang bersatu, tetapi Liga Muslim, yang telah tumbuh dalam pengaruh selama perang, tidak setuju. Setelah pembicaraan yang berlarut-larut, Inggris setuju untuk membentuk dua negara merdeka baru yaitu India dan Pakistan pada 15 Agustus 1947. Gandhi sangat tertekan oleh pemisahan itu. Akibatnya kekerasan berdarah pun pecah antara umat Hindu dan Muslim di India.

Dalam upaya untuk mengakhiri perselisihan agama di India, ia melakukan puasa dan mengunjungi daerah-daerah bermasalah. Dia sedang berjaga-jaga di New Delhi ketika Nathuram Godse, seorang ekstremis Hindu yang keberatan dengan toleransi Gandhi terhadap umat Islam, menembaknya dengan fatal.

Dikenal sebagai Mahatma, atau "jiwa yang agung," selama masa hidupnya, metode pembangkangan sipil Gandhi yang persuasif memengaruhi para pemimpin gerakan hak-hak sipil di seluruh dunia, terutama Martin Luther King, Jr. di Amerika Serikat (AS).

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement