Pemberontak, yang menguasai ibu kota Sanaa, diketahui menggunakan jaringan perantara global yang kompleks untuk mendapatkan komponen penting untuk sistem senjata mereka guna menghindari embargo senjata PBB.
"Semua pasukan militer dan paramiliter yang setia kepada otoritas yang berbasis di Sanaa termasuk dalam definisi ini," tambahnya.
Seperti diketahui, terjadi peningkatan pertempuran setelah serangan pesawat tak berawak Houthi terhadap sekutu pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) dua minggu lalu.
Lebih dari 10.000 anak telah tewas dalam perang yang dimulai pada 2015 lalu. Lalu puluhan ribu orang dewasa juga tewas sebagai akibat langsung dari pertempuran, dengan jutaan mengungsi dan di ambang kelaparan.
Pada 21 Januari, serangan udara di sebuah pusat penahanan di barat laut kubu Houthi di Saada menewaskan lebih dari 70 orang. Kondisi ini mendorong PBB dan AS menyerukan diakhirinya eskalasi.
(Susi Susanti)