Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Ketika Makam Syekh Zakaria Dikunjungi Muslim dan Umat Tionghoa, Apa Kisahnya?

Tim Okezone , Jurnalis-Selasa, 01 Februari 2022 |08:06 WIB
Ketika Makam Syekh Zakaria Dikunjungi Muslim dan Umat Tionghoa, Apa Kisahnya?
Lokasi makam Syekh Zakaria. (Foto: Akun Youtube Jejak si Haries)
A
A
A

Bukan saja masyarakat Muslim (khususnya warga NU) saja yang datang ke sana, melainkan pula masyarakat China Tionghoa. Mereka masyarakat Tionghoa itu juga menaruh hormat pada Syekh Zakaria.

Tentu saja buka lalu mereka membaca tahlil juga di sana layaknya masyarakat pribumi. Melainkan memberikan penghormatan sambil berdiri menundukkan kepala dan menabur bunga. Bahkan lebih dari pada itu, jika anda berkunjung ke sana, di depan pintu gerbang makam sebelah kanan akan anda jumpai bangunan kuil Dewi Kwan Im besar nan megah di situ.

Di dalamnya juga ada patung Dewi Kwan Im duduk bersila di mirbatnya layaknya di film serial Kera Sakti. Terdapat juga lilin-lilin ukuran raksasa yang senantiasa dijaga untuk tetap menyala. Para peziarah dari kalangan Tionghoa berkunjung ke sana pula setelah menziarahi Makam Syekh Zakaria.

Lebih mengherankan, tidak tampak dari para masyarakat keturunan China itu yang berkunjung ke kuil Dewi Kwan Im dulu baru ke Makam Syekh, melainkan sebaliknya: ziarah dulu baru ke kuil. Kita juga melihat bahwa di antara mereka meskipun dengan latar etnis yang berbeda tampak rukun dan tidak saling merasa terganggu dan mengganggu satu sama lain.

Para peziarah dari kalangan pribumi dengan santai dan khusyuk membaca tahlil, yasin atau istighotsah. Sedang dari kalangan masyarakat keturunan China memberikan penghormatan sambil menundukkan kepala dan menabur bunga. Bahkan tanpa rasa canggung mereka sepulang ziarah tawar menawar dalam jual beli bersama penduduk setempat.

Lalu, kita mungkin bertanya-tanya bagaimana awal mulanya hal ini terjadi? Menurut cerita, bahwa pribadi Syekh Zakaria sebagai seorang bangsawan yang sangat alim, ia tak pernah membeda-bedakan siapa yang datang dan membutuhkan bantuannya. Semua Ia bantu tanpa menghiraukan latar belakang ekonomi, sosial, suku, bangsa dan bahkan agama.

“Syekh Zakaria itu mas, beliau santun tan suka membentuk masyarakat sekitar. Siapapun yang datang meminta bantuan, ia bantu. Tak memandang suku apa, bangsa apa bahkan agama apa.” Kata juru kunci masjid Syekh Zakaria, beberapa waktu lalu.

“Suatu saat ada seorang China bertemu kiai Zakaria. Seorang China ini ceritanya usahanya selalu gagal. Dan kemudian minta masukan kepada Syekh Zakaria. Kemudian Syekh Zakaria mendoakan orang tersebut dan diberi bekal beberapa ruas tanaman ketela rambat,” ceritanya.

“Keanehan terjadi bahwa saat ruas tanaman ketela rambat itu ditanam sore hari oleh orang tersebut, pagi sudah dapat dipanen. Demikian terus terjadi,” lanjutnya.

Si orang China tersebut merasa sangat bahagia dan gembira melihatnya. Lalu ia menjadi sering datang kepada Syekh Zakaria sebagai tanda terima kasih. Selain itu ia juga mulai membawa keluarganya untuk meminta doa kepada Syekh Zakaria. Demikian pula teman-temannya diajaknya juga.

Dari situlah tradisi ziarah masyarakat Tionghoa bermula. Hal ini tidaklah mengherankan karena dalam tradisi masyarakat China pun yang kemudian diformalisasi ke dalam agama tradisi Konghucu, penghormatan kepada leluhur yang berjasa juga merupakan tradisi yang kuat dijalankan masyarakat China.

(Qur'anul Hidayat)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement