JAKARTA – Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dikenal sebagai reformis yang mengubah sejumlah kebijakan ultra konservatif Kerajaan itu. Langkah-langkah itu diambil MbS, sapaan Mohammed bin Salman, salah satunya sebagai upaya mendorong sektor pariwisata Arab Saudi, menarik lebih banyak pengunjung ke negara kaya minyak itu.
BACA JUGA:Â Pangeran Mohammed: Perempuan Saudi Hanya Harus Berpakaian Layak dan Hormat
Kebijakan MbS juga berdampak pada reformasi hak-hak perempuan di Arab Saudi, memberikan lebih banyak kebebasan dari aturan ultrakonservatif yang selama ini diterapkan Riyadh.
Saat ini Arab Saudi telah mengizinkan perempuan untuk mengemudi mobil tanpa ditemani pendamping pria, menghadiri acara olahraga, bahkan menjadi masinis. Pada 2018 lalu, MbS menyatakan bahwa para perempuan tidak lagi perlu mengenakan abaya, penutup kepala atau jubah hitam, yang selama ini “wajib” dikenakan di Kerajaan.
“Hukumnya sudah sangat jelas dan termuat di syariat Islam bahwa perempuan harus memakai pakaian yang layak dan penuh penghormatan, seperti halnya pria,” ujar Pangeran Mohammed bin Salman bin Abdulaziz al Saud dalam wawancara dengan stasiun televisi CBS pada 2018.
BACA JUGA:Â Takut Pembalasan, Grup Hacker Rusia Minta Maaf Retas Data Putra Mahkota Saudi
“Kendati demikian, hukum tersebut tidak secara spesifik menyatakan abaya hitam atau penutup kepala berwarna hitam. Keputusan itu sepenuhnya ada di tangan kaum perempuan untuk menentukan seperti apa kelayakan dan kehormatan pakaian yang dipilihnya,” tambah sang calon Raja.
Pada 2019 Arab Saudi secara resmi mencabut aturan ketat dalam berpakaian bagi para turis perempuan asing. Sementara itu para wanita Saudi sendiri sudah mulai meninggalkan abaya hitam dan mengenakan variasi warna yang lebih beragam.
(dka)