Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Bak Neraka, Mariupol Ukraina Diserang Tiap 30 Menit, Warga Saling Serang Rebutan Makanan hingga Bensin

Susi Susanti , Jurnalis-Jum'at, 11 Maret 2022 |13:55 WIB
<i>Bak</i> Neraka, Mariupol Ukraina Diserang Tiap 30 Menit, Warga Saling Serang Rebutan Makanan hingga Bensin
Mariupol Ukraina diserang pasukan Rusia tiap 30 menit sekali (Foto: Reuters)
A
A
A

MARIUPOL - Seorang pejabat setempat pada Jumat (11/3) mengatakan warga sipil yang terperangkap di Mariupol, Ukraina telah melalui ‘dua hari neraka’ karena Rusia menyerang setiap 30 menit sekali. Kondisi ini pun membuat evakuasi warga sipil kembali gagal dilakukan.

Sekitar 400.000 orang tetap berada di Mariupol. Walikota Vadym Boychenko mengatakan pasukan Rusia secara kejam, dan dengan sengaja menyerang gedung-gedung apartemen.

“Setiap 30 menit, pesawat tiba di atas kota Mariupol dan bekerja di daerah pemukiman, membunuh warga sipil – orang tua, wanita, anak-anak,” katanya dalam sebuah posting online.

“Apakah ini kehebatan tentara Rusia hari ini?,” lanjutnya.

Di tengah penembakan itu, tidak ada satu pun warga sipil yang dapat meninggalkan Mariupol pada Kamis (10/3).

Baca juga: 200.000 Orang Terperangkap di Mariupol, Penuh Tembakan, Tak Ada Air hingga Mayat Bergeletakan di Jalan

“Rusia ingin menghabisi kami. Mereka ingin menghentikan evakuasi apa pun,” terang Petro Andrushenko, Penasihat Walikota.

Menurut pejabat Ukraina, pengepungan kota selama 10 hari telah mengakibatkan sedikitnya 1.300 kematian. Kota ini secara strategis penting karena jika Rusia berhasil merebut dan menguasai, hal itu akan memungkinkan Rusia untuk menghubungkan kantong-kantong pro-Moskow di timur dan Krimea yang dicaplok Rusia di selatan.

Baca juga: Rusia Terus Tembaki dan Kepung Mariupol, Evakuasi Warga Ukraina Jadi Kacau

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan serangan Rusia juga telah menggagalkan upaya baru untuk mengirim makanan, air dan obat-obatan ke kota. Dia mengatakan pasukan Rusia memulai serangan tank di koridor kemanusiaan ke kota pada Kamis (10/3).

“Penjajah melancarkan serangan tank tepat di tempat koridor ini seharusnya berada”, kata Zelenskyy dalam pidato yang disiarkan televisi.

“Mereka memiliki perintah yang jelas untuk menyandera Mariupol, untuk mengejeknya, untuk terus-menerus mengebom dan membomnya,” lanjutnya.

“Ini benar-benar terror dari teroris berpengalaman,” ujarnya.

Dikutip kantor berita The Associated Press, pengepungan dan penyerangan itu telah membuat warga sipil di Mariupol kesulitan mencari makanan dan bahan bakar. Terlebih lagi saat siang hari, suhu berada tepat di atas titik beku. Kondisi ini juga telah membuat air panas, layanan telepon, serta listrik di banyak daerah terputus.

Mereka pun berebut mencari makanan dan bahan bakar. Mayat-mayat dilaporkan dikubur di kuburan missal. Sedangkan jalan-jalan dipenuhi dengan mobil yang terbakar, pecahan kaca dan pohon yang hancur.

Seorang pejabat Palang Merah setempat, Sacha Volkov mengatakan toko kelontong dan apotek habis dijarah beberapa hari yang lalu oleh orang-orang yang menerobos masuk untuk mendapatkan persediaan makanan. Pasar gelap juga banyak ditemukan demi mendapatkan sayuran. Namun daging tidak tersedia di sana.

“Orang-orang mulai saling menyerang untuk mendapatkan makanan,” ujarnya.

Volkov mengatakan orang-orang mencuri bensin dari mobil yang ada di jalanan.

Dia menjelaskan tempat-tempat yang terlindung dari pemboman sulit ditemukan. Adapun ruang bawah tanah disediakan untuk wanita dan anak-anak.

Sementara itu, tidak ada komentar langsung dari Moskow.

Laporan mengerikan itu muncul saat kecaman global tumbuh atas serangan Rusia terhadap rumah sakit bersalin di Mariupol yang menewaskan tiga orang, termasuk seorang anak, dan melukai sekitar 17 orang.

Korban terluka termasuk wanita yang menunggu untuk melahirkan, dokter, dan anak-anak yang terkubur di reruntuhan.

Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut serangan itu sebagai "tindakan perang yang memalukan dan tidak bermoral". Menteri Angkatan Bersenjata Inggris Raya James Heappey mengatakan bahwa apakah rumah sakit itu terkena tembakan sembarangan atau sengaja ditargetkan, “itu adalah kejahatan perang”.

Wakil Presiden AS Kamala Harris, dalam kunjungan ke negara tetangga Ukraina, Polandia, mendukung seruan untuk penyelidikan kejahatan perang internasional atas invasi tersebut.

“Mata dunia tertuju pada perang ini dan apa yang telah dilakukan Rusia dalam hal agresi ini dan apa yang telah dilakukan oleh kekejaman Rusia ini,” ujarnya.

Kendati demikian, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menepis kekhawatiran tentang korban sipil di Ukraina sebagai “jeritan menyedihkan” dari musuh-musuh Moskow.

Dia juga mengatakan rumah sakit yang diserang pada Rabu (9/3) telah berhenti merawat pasien dan telah ditempati oleh "radikal" Ukraina.

“Mereka mengusir para wanita yang sedang bersalin, perawat dan staf umum. Itu adalah pangkalan Batalyon Azov yang ultra-radikal,” katanya di Turki, setelah pembicaraan dengan mitranya dari Ukraina yang dilaporkan membuat sedikit kemajuan.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement