Kisah Hoegeng Tutup Usia, Dimakamkan di TPU Bojonggede Bogor
JAKARTA - Terlepas dari masalah-masalah yang menimpa Hoegeng karena bergabung sebagai salah satu anggota kelompok Petisi 50, Hoegeng sebagai pensiunan Polri, dengan kesederhanaannya, tetap menjalankan kehidupannya sehari-hari. Namun, akibat sulitnya mendapatkan uang di masa pensiunnya, Hoegeng memutuskan menjual rumahnya, yang terletak di Menteng.
Setelah menjual rumahnya yang berada di Menteng tersebut, Hoegeng kemudian membagi rata uang hasil penjualan rumahnya itu kepada anak-anaknya. Lalu, Hoegeng bersama sang istri, Meri, membeli sendiri rumah untuk hari tua mereka, di Pesona Kahyangan, Depok, Jawa Barat. Di sana juga lah, Hoegeng bersama anak cucunya melalui hari-hari bersama.
Namun sayangnya, kebahagiaan Hoegeng dan keluarganya yang tinggal bersama itu harus terhenti. Mengutip buku Hoegeng: Polisi dan Menteri Teladan, karya Suhartono, tepatnya pada tanggal 14 Juli 2004, pukul 00.30, Hoegeng Imam Santoso harus tutup usia.
Hoegeng meninggal di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, setelah sekian lama menderita stroke, di usianya yang ke 83 tahun. Sebelumnya ia juga sempat dirawat di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Hoegeng pergi dengan meninggalkan tiga orang anak dan menantu, serta sejumlah cucu.
Hoegeng yang merupakan salah satu tokoh penting di Indonesia, sebenarnya dapat dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Akan tetapi, pihak keluarga tak menghendakinya.
