Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Datangnya Ramadan di Timur Tengah Dibayangi Konflik Rusia-Ukraina

Rahman Asmardika , Jurnalis-Minggu, 03 April 2022 |13:17 WIB
Datangnya Ramadan di Timur Tengah Dibayangi Konflik Rusia-Ukraina
Foto: Reuters.
A
A
A

DOHA – Di sebagian besar Timur Tengah, Bulan Ramadan, saat umat Islam berpuasa dari fajar hingga senja, dimulai pada Sabtu (2/4/2022). Meski dampak pandemi Covid-19 saat ini tidak terlalu dirasakan, konflik besar di Eropa yang saat ini berlangsung, membayangi Ramadan.

Perang antara Rusia dan Ukraina yang pecah sejak akhir Februari telah menyebabkan harga-harga bahan pangan dan bahan bakar melonjak tinggi. Hal ini dirasakan terutama dirasakan di saat datangnya Ramadan, ketika pertemuan besar sambil makan dan perayaan keluarga merupakan tradisi.

BACA JUGA: Puasa Ramadan di Taiwan dan Hong Kong dimulai Minggu, 3 April 2022 

Muslim mengikuti kalender lunar dan metodologi pengamatan bulan dapat menyebabkan awal Ramadan di beberapa negara berbeda, terpisaj satu atau dua hari.

Negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim di Timur Tengah dan Afrika termasuk Arab Saudi, Mesir, Suriah, Sudan, dan Uni Emirat Arab (UEA) telah menyatakan bahwa bulan Ramadan akan dimulai pada Sabtu pagi, 2 April. Sementara banyak di negara Asia Tenggara, Indonesia, berencana untuk mulai menjalankan ibadah pada Minggu, 3 April.

Beberapa warga Syiah di Lebanon, Iran dan Irak juga menandai dimulainya Ramadan sehari kemudian.

Yordania, negara berpenduduk mayoritas Sunni, mengatakan hari pertama Ramadan akan jatuh pada Minggu, dalam jeda dari mengikuti Arab Saudi. Kerajaan mengatakan otoritas agama Islam tidak dapat melihat bulan sabit yang menunjukkan awal bulan.

Namun, dengan invasi Rusia ke Ukraina, jutaan orang di Timur Tengah sekarang bertanya-tanya dari mana makanan mereka selanjutnya akan datang. Harga-harga yang meroket mempengaruhi orang-orang yang hidupnya telah dijungkirbalikkan oleh konflik, pengungsian dan kemiskinan, dari Lebanon, Irak dan Suriah hingga Sudan dan Yaman.

Diwartakan Al Jazeera, Ukraina dan Rusia menyumbang sepertiga dari ekspor gandum dan jelai global, yang diandalkan negara-negara Timur Tengah untuk memberi makan jutaan orang yang hidup dari roti bersubsidi dan mi murah. Mereka juga pengekspor utama biji-bijian lain dan minyak biji bunga matahari yang digunakan untuk memasak.

Mesir, importir gandum terbesar di dunia, telah menerima sebagian besar gandumnya dari Rusia dan Ukraina dalam beberapa tahun terakhir. Mata uang negara itu juga telah merosot dalam beberapa hari terakhir, menambah tekanan lain yang menaikkan harga.

Pembeli di ibukota Kairo ternyata awal pekan ini menimbun bahan makanan dan dekorasi pesta, tetapi banyak yang harus membeli lebih sedikit dari tahun lalu karena harga yang melonjak.

Tradisi Ramadhan membutuhkan lentera dan lampu warna-warni yang digantung di gang-gang sempit dan masjid di Kairo. Beberapa orang yang mampu melakukannya mengatur meja di jalan-jalan untuk menyajikan makanan berbuka puasa gratis untuk orang miskin. Praktek ini dikenal di dunia Islam sebagai "Meja Pengasih".

“Ini bisa membantu dalam situasi ini,” kata Rabei Hassan, muazin masjid di Giza saat dia membeli sayuran dan makanan lain dari pasar terdekat. “Orang-orang bosan dengan harga (yang tinggi).”

Di Kairo, jamaah menghadiri masjid selama berjam-jam untuk sholat malam, atau tarawih. Pada Jumat (1/4/2022) malam, ribuan orang memadati masjid al-Azhar setelah dilarang hadir selama dua tahun terakhir untuk membendung pandemi.

“Itu (masa-masa) sulit… Ramadaan tanpa tarawih di masjid bukanlah Ramadan,” kata Saeed Abdel-Rahman, seorang pensiunan guru berusia 64 tahun, ketika ia memasuki al-Azhar untuk shalat.

Melonjaknya harga memperburuk kesengsaraan Lebanon yang sudah menghadapi krisis ekonomi besar. Selama dua tahun terakhir, mata uang jatuh dan kelas menengah negara itu jatuh ke dalam kemiskinan. Kehancuran negara itu juga menyebabkan kekurangan listrik, bahan bakar, dan obat-obatan yang parah.

Di Jalur Gaza, hanya sedikit orang yang berbelanja pada hari Jumat di pasar yang biasanya penuh sesak pada waktu seperti ini. Para pedagang mengatakan perang Rusia di Ukraina telah membuat harga meroket, di samping tantangan biasa, meredam suasana meriah yang biasanya diciptakan Ramadan.

Kondisi kehidupan 2,3 juta warga Palestina di wilayah pesisir yang miskin itu sulit, diperparah oleh blokade Israel-Mesir yang melumpuhkan sejak 2007.

Di Istanbul, Turki, umat Islam mengadakan salat Ramadan pertama dalam 88 tahun di Hagia Sophia, hampir dua tahun setelah bekas katedral ikonik itu diubah menjadi masjid.

Jamaah memenuhi gedung abad ke-6 dan alun-alun di luar Jumat malam untuk sholat tarawih yang dipimpin oleh Ali Erbas, kepala urusan agama pemerintah. Meskipun dikonversi untuk penggunaan Islam dan berganti nama menjadi Masjid Grand Hagia Sophia pada Juli 2020, pembatasan Covid-19 telah membatasi ibadah di situs tersebut.

“Setelah 88 tahun berpisah, Masjid Hagia Sophia telah kembali melaksanakan shalat tarawih,” kata Erbas, menurut kantor berita Anadolu yang dikelola pemerintah.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement