HINGGA detik ini, Palestina masih berkonflik dengan Israel yang membuat ratusan ribu rakyat Palestina tersiksa. Bahkan, kisah pilu harus mereka hadapi saat bulan suci Ramadan. Terlebih lagi dalam beberapa tahun terakhir dilewati dengan adanya pandemi Covid-19.
Berikut adalah 3 kisah miris saat Ramadan di Palestina.
1. Penutupan Masjid Al Aqsa
Pandemi Covid-19 membuat bulan Ramadan di negara itu tidak meriah. Biasanya, masyarakat Palestina membuat lentera warna-warni di sekitar tempat tinggalnya untuk merayakan Ramadan. Namun bulan puasa 2020 kian menyayat akibat penurunan laju ekonomi yang sangat drastis.
Sementara itu, beberapa masjid, termasuk Masjid Al Aqsa terpaksa harus ditutup karena ganasnya virus. Tak hanya itu, penutupan juga menyasar hotel dan restoran. Sehingga, menyebabkan angka pengangguran bertambah. Tentunya, hal ini memperburuk kondisi ekonomi di negara tersebut.
2. Ramadan di Tengah Huru Hara
Rakyat Gaza di Palestina harus merasakan awal bulan Ramadan yang sangat menyakitkan dan menyulitkan. Pada 2018, masyarakat Gaza melayangkan protes kepada Iran dan Amerika Serikat. Dalam peristiwa itu, sebanyak 43 orang warga Palestina tewas dan ratusan lainnya mengalami luka.
Baca juga: Pasukan Israel Serbu Tepi Barat, Dua Warga Palestina Tewas dalam Baku Tembak
Beberapa hari setelahnya, masyarakat Muslim, termasuk warga Gaza, menyambut datangnya bulan suci Ramadan.
Melansir News Week, masyarakat Gaza saat itu sama sekali tidak merasakan Ramadan yang tenang dan aman. Mereka berada dalam ancaman dan bahaya. Ditambah, pasar-pasar kosong seperti Ramadan belum tiba. Keluarga yang berada di bawah garis kemiskinan juga sangat kesulitan untuk mendapatkan kudapan buka puasa, meskipun hanya sepotong roti.
Bagi masyarakat yang berbuka puasa, harus merasakan pahitnya menikmati menu buka puasa di antara puing-puing bangunan.
3. Kisah Pilu Penderita Kanker di Palestina
Kondisi Palestina, terutama Gaza yang penuh konflik membuat masyarakat negara itu sangat ketakutan dan sulit menjalankan ibadah puasa. Hal itu juga dirasakan (bahkan lebih parah) oleh para penderita kanker.
Menyadur laman Middle East Monitor, pengidap kanker di Gaza memiliki peluang bertahan hidup yang sangat kecil. Sebab, obat-obatan sangat minim tersedia. Di bulan Ramadan, mereka hanya bisa berdoa agar suara rakyat Gaza dan Palestina untuk segera tenang dan merdeka bisa segera didengar.
*diolah dari berbagai sumber
Ajeng Wirachmi/Litbang MPI
(Qur'anul Hidayat)