Share

4 Suku di Dunia yang Telah Punah, Ada Aborigin di Australia

Tim Litbang MPI, MNC Portal · Senin 11 April 2022 03:01 WIB
https: img.okezone.com content 2022 04 10 18 2576428 4-suku-di-dunia-yang-telah-punah-ada-aborigin-di-australia-HCoY5NM1Au.jpg Suku Akuntsu.

JAKARTA - Dari 7,9 miliar manusia di dunia, terdapat 150 juta suku yang tersebar di berbagai penjuru. Namun, beberapa dari mereka berada di ambang kepunahan, bahkan ada yang sudah punah.

Berikut ini adalah beberapa suku yang punah di dunia:

1. Beothuk 

Dikutip dari Britannica, Beothuk adalah suku pemburu dan pengumpul Indian Amerika Utara. Mereka tinggal di Pulau Newfoundland dan berbahasa Beothukan yang dipercaya jadi bahasa independen. John Cabot, seorang penjelajah asal Italia, menemukan Suku Beothuk pada tahun 1497.

Jumlah mereka tidak lebih dari 500 orang. Setelah kedatangan orang Eropa, Suku Beothuk dihancurkan dan kemungkinan besar telah punah. Suku Beothuk diketahui membagi diri mereka jadi kelompok-kelompok kecil, di mana tiap kelompok punya pemimpin sendiri. Suku Beothuk menombak anjing laut, memancing salmon, bermukim di hutan, dan mengoleskan oker merah di kulit mereka.

BACA JUGA: 4 Suku Ini Punya Tradisi Seks yang Aneh 

2. Karankawa

Suku Indian Karankawa bermukim di Teluk Mexico (sekarang Texas). Dikutip dari Shannon Selin, para arkeolog telah melacak keberadaan mereka sejak 2.000 tahun lalu. Penduduk Karankawa hidup secara nomaden. Mereka bertempur dengan bangsa Spanyol pada abad ke-18 untuk mempertahankan tanah mereka, namun upaya tersebut gagal. Mereka kini telah punah, tapi dipercaya masih ada beberapa keturunannya yang hidup di Texas.

Suku Indian Karankawa menggunakan lima bahasa dan budaya Carancaguase, Cocos, Cujanes, Guapites dan Copanes. Orang Karankawa melakukan perburuan dan memancing untuk bertahan hidup. Tubuh mereka besar dan kuat setinggi enam kaki. Dan konon, orang Karankawa disebut sebagai kanibal.

Follow Berita Okezone di Google News

3. Aborigin Tasmania 

Akibat invasi orang-orang Eropa, Suku Aborigin memutuskan pindah ke Tasmania sekitar 35 ribu tahun lalu melewati jembatan alam penghubung antara Australia dan Tasmania, penduduk Aborigin Tasmania memiliki tubuh pendek, kulit cokelat kemerahan hingga hitam, dan rambut keriting. Namun, kehidupan tenteram mereka di Tasmania pun hancur setelah Inggris membangun kamp untuk para narapidana di Tasmania.

Para narapidana tersebut adalah mereka yang telah membantai para orang Aborigin. Berlangsung Perang Hitam antara penduduk Aborigin Tasmania dan orang Eropa. Perang yang berlangsung dari 1803-1830 itu membantai habis orang Aborigin Tasmania, menyisakan 75 orang saja. Ditambah lagi, mereka terjangkit penyakit yang dibawa orang Eropa, sehingga pada tahun 1873 orang asli Aborigin hanya tersisa satu orang, Truganini, yang juga telah meninggal pada 1876.

4. Akuntsu 

Akuntsu adalah penduduk asli Rondonia, Brazil. Akibat keserakahan para petani untuk membuat wilayah tersebut jadi ladang kedelai dan peternakan sapi, pada 1980-an penduduk Akuntsu dibantai habis-habisan. Dikutip dari The Independent, hanya tujuh oang yang berhasil melarikan diri. Namun, seiring berjalannya waktu, dua dari ketujuh penyintas Akuntsu telah meninggal dunia. Sekarang hanya menyisakan lima orang saja di muka bumi ini.

Mereka hidup dikelilingi oleh peternakan dan perkebunan yang menginvasi hutan hujan Rondonia yang dulu jadi rumah mereka. Orang Akuntsu bertahan hidup dengan cara berburu, memancing, dan mengelola kebun untuk menanam ubi kayu dan jagung.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini