PORT-AU-PRINCE - Geng 400 Mawozo dikabarkan menculik seorang diplomat dari Republik Dominika pada pekan lalu.
Carlos Guillén, atase perdagangan di kedutaan Dominika di ibu kota Haiti, Port-au-Prince, ditangkap oleh anggota geng saat dia bepergian ke negara asalnya, yang terletak di pulau yang sama dengan Haiti.
Geng Haiti semakin kuat sejak pembunuhan Presiden Jovenel Moïse pada Juli 2021.
Republik Dominika mendesak Haiti memastikan pembebasan yang aman untuk salah satu diplomatnya yang diculik pada Jumat 29 April 2022 lalu.
Salah satu pemimpin geng paling kuat di Haiti, 400 Mawozo, telah diekstradisi ke Amerika Serikat (AS) karena menyelundupkan senjata dan menculik warga AS, demikian dilansir BBC.
Germine Joly, yang dikenal sebagai Yonyon, dibawa dengan pesawat FBI ke Washington, kata pihak berwenang Haiti. Dia telah dipenjara di Haiti selama beberapa tahun sebelum dia diekstradisi.
Baca juga: Geng 400 Mawozo Dituduh Lakukan Penculikan Misionaris AS
Geng Joly bertanggung jawab atas penculikan 17 misionaris Kristen tahun lalu, yang disandera selama dua bulan.
Sementara itu, ribuan orang turun ke jalan menuntut penerus mendiang presiden, Ariel Henry, berbuat lebih banyak untuk memerangi geng kriminal pada bulan lalu.
Baca juga: Culik 17 Anggota Kelompok Misionaris, Geng Bersenjata Haiti Minta Tebusan Rp240 Miliar
Geng 400 Mawozo telah menguasai daerah yang sangat strategis di Haiti selama beberapa tahun, termasuk satu-satunya jalan ke utara negara itu dan satu-satunya jalur darat antara Port-au-Prince dan Republik Dominika.