WASHINGTON – Penembakan massal kembali terjadi di Amerika Serikat (AS). Penembakan ini lagi-lagi melibatkan senjata api yang diklaim terlalu mudah dimiliki di AS. Hal ini pun menuai kontroversi yang tidak pernah selesai. Penembakan massal terbaru terjadi pada Selasa (24/5/2022) di SD Robb di Uvalde, sekitar 80 mil sebelah barat San Antonio, Texas. Tersangka penembakan adalah seorang pria berusia 18 tahun bernama Salvador Ramos.
Tersangka p menggunakan pistol dan senapan semi-otomatis AR-15. Hal ini diungkapkan dua sumber penegak hukum telah mengkonfirmasi kepada mitra BBC AS, CBS News.
Menurut sumber tersebut, pelaku juga memiliki majalah amunisi berkapasitas tinggi ketika dia masuk sekolah.
Presiden AS Joe Biden terlihat marah sekaligus prihatin dengan penembakan massal yang sering terjadi di AS. Biden menggarisbawahi kemarahannya terkait kepemilikan senjata di AS.
Baca juga: Penembakan Massal 21 Orang di SD Texas, Obama: Negara Kita Lumpuh
"Kapan atas nama Tuhan kita akan berdiri di lobi senjata?,” terangnya.
"Saya muak dan lelah karenanya. Kita harus bertindak," katanya berbicara dari Gedung Putih.
Baca juga: Penembakan Sadis 21 Orang di SD Texas, Biden Minta Warga AS Berdoa Bersama
"Jangan bilang kita tidak bisa berdampak pada pembantaian ini,” lanjutnya.
"Gagasan bahwa seorang anak berusia 18 tahun dapat masuk ke toko dan membeli dua senjata serbu adalah salah. Penembakan massal semacam ini jarang terjadi di tempat lain di dunia,” tambahnya.