Sebagai siswa kelas 12, Dimas menyadari bahwa dirinya telah melalui dan melihat berbagai insiden penembakan massal dalam hidupnya.
“Saya hanya melihat, bahkan saya melihat adanya pemberontakan. Sebagai generasi muda yang masih terus tumbuh, menurut saya kami bisa mempelajari (yang terjadi di dunia) sejak dini, (sehingga) kami bisa lebih banyak bertindak,” urainya.
Hingga artikel ini dirilis, pihak berwenang masih terus menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi saat tersangka penembak Texas berada di dalam SD Robb selama 40 menit. Keluarga korban penembakan massal ini pun menyesalkan respons polisi yang lamban dan menginginkan adanya tindakan nyata.
Insiden penembakan Texas ini merupakan salah satu dari serangkaian penembakan massal lainnya di AS yang mencatat 61 insiden "penembak aktif" sepanjang tahun lalu. Laporan Biro Penyelidik Federal AS (FBI) pekan ini mengatakan, jumlah insiden, korban, dan lokasi penembakan meningkat tajam pada 2021 dan merncapai angka tertinggi sepanjang 20 tahun terakhir.
(Susi Susanti)