ARGENTINA - Penggemar sepak bola termasuk yang paling bersemangat di dunia. Salah satunya suporter di Argentina yang terbukti ekstrim.
Suporter Racing Club Gabriel Aranda membawa tengkorak kakeknya yang telah meninggal beberapa tahun lalu, ke semifinal Copa de la Liga mereka dengan Boca Juniors akhir pekan lalu. Saat diwawancarai oleh ESPN, dia bahkan mencium tengkorak itu.
"Dia adalah kakek saya Valentin Aguilera, penggemar Racing sampai mati," jelas Aranda dalam bahasa Spanyol, sebagaimana diterjemahkan oleh Zyri.
"Racing adalah cintaku dan kakekku juga, dia ingin berada di sini,” lanjutnya.
Setelah pertanyaan tentang 'mengapa Anda membawa tengkorak kakek Anda yang sudah meninggal ke pertandingan' telah terjawab, reporter kemudian secara alami bertanya kepadanya bagaimana dia bisa memasukkannya ke dalam stadion.
Baca juga: 12 Suporter Paling Fanatik dan Berpengaruh di Sepakbola Indonesia, Nomor 1 Fans di Luar Negeri
“Saya melewatinya dengan iman,” ujarnya. Namun sayang tim sepak bola kesayangannya, Racing tidak beruntung karena tersingkir melalu adu penalti ke Boca.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Mulai Menyasar ke Suporter Sepakbola
Ini bukan pertama kalinya tengkorak sang kakek dikeluarkan dari makamnya. Pada 2019 lalu, tengkorak sang kakek dikeluarkan dari makamnya untuk ikut merayakan kegembiaraan Racing mengklaim gelar ketiga dalam sejarah mereka.
Dia membawanya di jalan-jalan Buenos Aires dan mengatakan Valentin akan merasa bangga dengan timnya seumur hidup. Dia menjelaskan dia mengeluarkan tengkorak setiap kali mereka bermain untuk keberuntungan.
Meskipun mungkin tampak aneh, ini bukan satu-satunya saat para penggemar Racing membawa mendiang orang yang mereka cintai ke sebuah permainan. Penggemar klub lainnya menyebarkan abu di atas tribun selama pertandingan di bulan Februari.
Beberapa warganet pun memberikan komentar. Seorang pengguna Instagram memposting foto kotak kardus dari krematorium.
“Begitu permainan dimulai, sesuatu seperti pasir mulai berjatuhan dari tribun atas,” tulisnya.
"Kami pikir itu adalah sesuatu dengan struktur stadion. Ketika gol pertama datang, arena semakin intensif. Itu saja, sampai babak pertama berakhir dan kotak jatuh menimpa kami,” lanjutnya.
(Susi Susanti)