“Beberapa lumba-lumba tidak dapat bernavigasi dan sangat lemah. Beberapa lumba-lumba mengalami luka bakar akibat ledakan bom atau ranjau. Bayangkan seekor lumba-lumba dengan luka bakar yang berlarut-larut yang menurut para ahli yang menelitinya, lumba-lumba tersebut tidak bisa makan setidaknya selama 10 hari. Mereka yang tidak terbakar terluka parah,” katanya, seraya menambahkan bahwa lumba-lumba yang terluka dan mati telah hanyut di pantai Bulgaria, Rumania, Turki, dan Ukraina.
Beberapa penelitian di masa lalu telah mengkonfirmasi bahwa sonar militer berbahaya bagi kehidupan laut dan banyak militer telah mengadopsi langkah-langkah mitigasi untuk melindungi satwa liar.
(Susi Susanti)