 
                
MOSKOW – Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan bahwa Ukraina mungkin tidak akan lagi ada sebagai negara berdaulat dua tahun lagi mengingat kondisinya saat ini. Komentar itu disampaikan Medvedev sebagai tanggapan atas rencana Kiev untuk meminjam energi dari sponsor Baratnya.
Pada Selasa (15/6/2022) Foreign Policy melaporkan bahwa pejabat Ukraina sedang mencari cara untuk mengamankan pasokan gas alam untuk musim dingin mendatang, karena tidak akan adanya pasokan dari Rusia.
Salah satu gagasan yang diajukan adalah mengimpor gas alam cair (LNG) dari Amerika Serikat (AS), kemungkinan dengan skema "pinjam-sewa" yang akan dilunasi dalam dua tahun, “setelah produksi gas dalam negeri ditingkatkan”.
Dalam postingan di Telegram, Medvedev menanggapi rencana itu, menanyakan apakah AS akan dapat menagih utangnya terhadap Ukraina
“Siapa bilang dalam dua tahun Ukraina masih akan ada di peta dunia?” tulis Medvedev sebagaimana dilansir RT.
“Meskipun Amerika mungkin tidak peduli lagi. Mereka telah berinvestasi begitu banyak dalam proyek 'anti-Rusia' mereka sehingga semua pertimbangan lain bukanlah masalah besar bagi mereka,” tambahnya.
Kiev mengecam pernyataan Medvedev tersebut. Penasihat Presiden Ukraina, Mikhail Podolyak menyebut Medvedev sebagai personifikasi "imperialisme Rusia". Podolyak menyatakan bahwa “Ukraina telah dan akan tetap ada”, balik mempertanyakan dimana Medvedev akan berada dalam dua tahun mendatang.
(Rahman Asmardika)