Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Perjalanan Karir Shinzo Abe, Jadi PM Terlama hingga Julukan 'Abenomics'

Susi Susanti , Jurnalis-Jum'at, 08 Juli 2022 |13:21 WIB
Perjalanan Karir Shinzo Abe, Jadi PM Terlama hingga Julukan 'Abenomics'
Mantan PM Jepang Shinzo Abe menjadi PM terlama di Jepang (Foto: Reuters)
A
A
A

JEPANG - Mantan Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe, salah satu pemimpin paling kuat pascaperang di negara itu, ditembak pada Jumat (8/7/2022) ketika menghadiri acara kampanye di kota Nara.

Siapakah Abe dan bagaimana perjalanan karirnya di Jepang? Nama Abe tidaklah asing di dunia perpolitikan di Jepang. Abe memulai karir politiknya sebagai anggota parlemen pada 1993. Dia diangkat ke kabinet untuk pertama kalinya pada Oktober 2005 dan diangkat sebagai Kepala Sekretaris Kabinet.

Tak butuh waktu lama, Abe diangkat menjadi perdana menteri (PM) untuk tugas singkat, yakni dari 2006 hingga 2007, sebelum memegang jabatan politik tertinggi negara itu lagi antara 2012 dan 2020. Partai Demokrat Liberal kanan-tengahnya telah mendominasi politik Jepang sejak didirikan pada 1955.

Di masa pemerintahan pertamanya, Abe hanya setahun menjabat setelah memutuskan mundur pada 2007 karena masalah kesehatan. Pada 2012, Abe mencalonkan diri sebagai Perdana Menteri Jepang dan kembali terpilih mengalahkan kandidat lainnya yaitu Shigeru Ishiba, Menteri Pertahanan Jepang saat itu. Pada kesempatan kali ini, Abe menuntaskan mandatnya sampai 2014.

Baca juga: Penembakan Shinzo Abe, Ini Reaksi Dunia Internasional

Dengan status incumbent, Abe kembali memenangkan pemilihan PM Jepang untuk ketiga kalinya. Yakni periode 2014 hingga 2017.

Pada 2017, Abe kembali menang dalam pemilihan PM dan melanjutkan kepemimpinannya. Di awal periode keempat pemerintahannya, Abe dihadapkan pada bencana Topan Lan yang merupakan bencana topan terbesar pada 2017. Namun Abe harus mundur sebelum masa jabatannya selesai pada September 2020 karena masalah kesehatan.

Baca juga: Mantan PM Shinzo Abe Ditembak, Dubes: AS Sedih dan Kaget 

Sejak saat itu, Abe tercatat sebagai PM terlama di Jepang sejak Perang Dunia II. Masa jabatannya melebihi kakeknya Nobusuke Kishi, yang memimpin Jepang dari 1957 hingga 1960 dan juga ayahnya, Shintaro, juga menjabat sebagai kepala sekretaris kabinet, posisi paling kuat kedua di negara itu.

Abe terkenal dengan julukan ‘Abenomics’, kebijakan ekonomi yang dia lakukan selama masa jabatannya yang kedua. Kebijakan ini dimaksudkan sebagai terapi kejut untuk ekonomi yang menjadi stagnan setelah booming pascaperang yang panjang.

Strategi "tiga panah" Abe menyerukan kombinasi pelonggaran moneter, pengeluaran pemerintah dan reformasi ekonomi untuk mengakhiri lebih dari dua dekade pertumbuhan yang hilang. Perdebatan mengenai apakah strategi tersebut berhasil tidak diselesaikan, meskipun beberapa reformasi struktural diberlakukan dan siklus inflasi yang sangat rendah tidak terputus.

Abe melanjutkan aliansi keamanan lama Jepang dengan Amerika Serikat, tetapi hubungan dengan tetangga terdekat Tokyo tegang selama masa jabatannya. Dia mendukung nasionalis sayap kanan dengan mengunjungi Kuil Yasukuni yang kontroversial, yang antara lain menghormati para penjahat perang Perang Dunia II. Abe juga memberlakukan undang-undang untuk memungkinkan Pasukan Bela Diri Jepang berperang bersama sekutu di luar negeri, dalam sebuah langkah yang membuat marah China.

Dia juga menjadi kritikus yang sangat vokal terhadap ketegasan Beijing di Indo-Pasifik setelah meninggalkan kantor. Awal tahun ini, Abe mendesak Amerika Serikat untuk meninggalkan kebijakan ambiguitas strategisnya terhadap Taiwan dan berkomitmen untuk mempertahankan pulau yang memiliki pemerintahan sendiri jika terjadi serangan China. Selama pandemi virus corona, Jepang juga mengirimkan jutaan dosis vaksin ke Taiwan – transfer yang dilaporkan dibantu oleh Abe.

Abe secara khusus memupuk persahabatan dekat dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, ketika keduanya menjabat. Dia adalah pemimpin asing pertama yang bertemu Trump setelah pemilihan 2016 dan menggelar karpet merah selama kunjungan kenegaraan presiden 2019 ke Jepang. Trump menjadi pemimpin asing pertama yang bertemu dengan kaisar baru Jepang, Naruhito, dan duduk di pinggir ring pada turnamen sumo pertama di era kekaisaran baru, dengan pemenangnya dihadiahkan "Trump Cup" yang dibuat khusus.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement