Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Tragis! Italia, Portugal dan Spanyol Alami Kekeringan, Kini Air Pun Dijatah

Tim Okezone , Jurnalis-Sabtu, 09 Juli 2022 |04:03 WIB
Tragis! Italia, Portugal dan Spanyol Alami Kekeringan, Kini Air Pun Dijatah
Ilustrasi/ Foto: Okezone
A
A
A

JAKARTA - Konsumsi air berlebih dan perubahan iklim yang masif telah membuat kehidupan sehari-hari di Eropa bagian selatan yang saat ini mengalami kekeringan dan gelombang panas ekstrem.

Bahkan, Pemerintah Italia pun meminta warganya membatasi penggunaan air seminimal mungkin. Padahal, konsumsi air oleh warga di Uni Eropa hanya mencakup 9% dari total penggunaan, sementara bagian terbesarnya, yakni sekitar 60% konsumsi air diserap oleh sektor pertanian.

 BACA JUGA:MNC Peduli dan Partai Perindo Salurkan Hewan Kurban, Polres Jakbar: Kami Ucapkan Terima Kasih

"Kekeringan adalah satu hal, yang lainnya adalah berapa banyak air yang kita ambil dari sistem," kata Nihat Zal, ahli air di Badan Lingkungan Eropa EEA, seperti dilansir dari DW, Jumat (8/7/2022).

Situasi paling paling dramatis terlihat di Italia utara, yang mengalami kekeringan terburuk dalam 70 tahun terakhir. Lebih dari 100 kota telah diminta untuk membatasi konsumsi airnya.

Pada hari Senin (04/07/2022), pemerintah Italia menyatakan keadaan darurat untuk lima wilayah hingga akhir tahun. Menghadapi krisis air itu, pemerintah kini menyiapkan dana bantuan jangka pendek sampai 36 juta euro.

Karena curah hujan selama musim dingin sangat minim, debit air di sungai Dora Baltea dan sungai sungai Po, sungai terbesar Italia, tercatat delapan kali lebih rendah dari biasanya.

Kedua sungai menyuplai air untuk salah satu kawasan pertanian terpenting di Eropa. Sekitar 30% produksinya saat ini terancam akibat kekeringan.

Otoritas irigasi di wilayah barat laut Italia memerintahkan agar pohon buah-buahan tidak lagi disiram. Air yang dihemat akan digunakan untuk mengairi tanaman padi yang bernilai ekonomi lebih tinggi.

Walikota kota Verona telah mengumumkan, menyiram taman dan lapangan olahraga, mencuci mobil dan teras, mengisi kolam air dan kolam renang dilarang hingga akhir Agustus nanti untuk menjaga persediaan air minum. Kebun sayur hanya boleh disiram pada malam hari.

 BACA JUGA:Makin Kuat, Implementasi ESG Pertamina Diakui Sejumlah Lembaga Internasional

Kota Pisa juga mulai menerapkan penjatahan air. Mulai bulan ini air minum hanya dapat digunakan "untuk keperluan rumah tangga dan kebersihan pribadi". Pelanggaran akan mengakibatkan denda hingga 500 euro.

Di Milan, semua air mancur dekoratif telah dimatikan. Walikota kota kecil Castenaso ingin mengatasi masalah ini lebih drastis lagi: Dia telah melarang penata rambut dan tukang cukur untuk mencuci rambut pelanggan mereka dua kali.

Di kota kecil berpenduduk 16.000 jiwa itu ada 10 penata rambut, yang ditargetkan menghemat ribuan liter air per hari.

Kekeringan di Portugal

Tak hanya Italia, kekeringan parah juga menimpa Portugal. Negara ini mulai bersiap menghadapi tahun yang sangat kering. Kurangnya curah hujan dan rendahnya debit air di bendungan-bendungan mendorong pemerintah untuk membatasi penggunaan pembangkit listrik tenaga air menjadi dua jam per minggu.

 BACA JUGA:Sapi Berbobot 900 Kg Asal Lembang, Salah Satu Hewan Kurban Presiden Jokowi

Tujuannya, untuk menjamin pasokan air minum bagi 10 juta penduduk Portugal, setidaknya selama dua tahun.

Pada akhir Mei, kekeringan parah sudah terjadi di 97% wilayah negara itu. Beberapa daerah mengalami musim kemarau terparah dalam seribu tahun. Asosiasi untuk irigasi pertanian di kota Silves, Lagoa dan Portimo di Portugal selatan telah mengaktifkan rencana darurat, di mana 1.800 lahan pertanian harus mengurangi separuh irigasi pada beberapa tanaman.

Krisis air di Spanyol

Spanyol saat ini juga mengalami kekeringan parah, dengan dua pertiga dari total luas lahannya berisiko mengalami kegersangan. Banyak lahan subur berubah menjadi tanah kering.

Menurut biro meteorologi Spanyol, ini musim dingin terkering paling parah setelah kekeringan ekstrem tahun 1961.

Di Spanyol utara, 17 daerah terpaksa mengambil tindakan drastis. Kota Campelles di Catalonia sejak Februari lalu membatasi air aliran untuk warga hanya beberapa jam per hari.

Spanyol adalah produsen produk pertanian terbesar ketiga di Uni Eropa. Setidaknya 70% dari semua air tawar digunakan untuk kebutuhan pertanian.

"Permintaan terus naik. Alih-alih mengusulkan kebijakan yang menghemat air, kami bertindak seolah-olah Spanyol memiliki air sebanyak Norwegia atau Finlandia. Kenyataannya, kami lebih seperti Afrika Utara."

 BACA JUGA:6 Potret Robynn Ree, Atlet Golf Cantik Blasteran Korea-Amerika

Nihat Zal dari EEA mengatakan, untuk mengelola krisis air dengan lebih baik, penting untuk beralih dari manajemen krisis dan penjatahan air ke pemikiran jangka panjang.

Hal ini berarti meningkatkan efisiensi dalam penggunaan air, manajemen risiko berwawasan ke depan, dan mempersiapkan diri untuk krisis berikutnya.

"Artinya beradaptasi dengan perubahan iklim di tingkat individu, di tingkat lokal, tingkat pemerintah, di semua tingkat," pungkasnya.

(Nanda Aria)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement