Pertemuan kedua insan yang mabuk asmara ini baru terjadi pada ulang tahun Gayatri yang ke-19 tahun. Ketika sang kakaknya Tribhuwana memutuskan akan mengadakan perayaan besar-besaran untuk Gayatri.
Tribhuwana berhasil menarik hati sang suami dengan mengumumkan bahwa selama dua tahun belakangan masyarakat Majapahit telah mengalami tekanan luar biasa. Kini saatnya merayakan syukuran bagi terbebasnya Jawa dari malapetaka dan untuk Gayatri yang memasuki usia dewasa.
Ribuan karangan bunga dirangkai, bunga-bunga dan tanaman-tanaman wangi dipajang berjejer sepanjang aula perjamuan, seperangkat gamelan digelar, dan sebuah jamuan megah dipersiapkan demi sebuah pesta.
Setelah sekian lama didera penderitaan, ketegangan, dan kegelisahan rakyat butuh bersenang-senang. Mereka pun melepas lelah menjadikan malam itu malam suka cita dan penuh kesan. Perayaan digelar di bawah bulan purnama.
(Awaludin)