Lalu, sebuah kelompok pengacara antar-lembaga senior memeriksa pelaporan intelijen dan menegaskan bahwa Zawahiri adalah target yang sah berdasarkan perannya dalam melanjutkan kiprah Al Qaeda.
Pada 25 Juli lalu, Biden mengumpulkan seluruh anggota kabinet dan penasihat utamanya untuk menerima paparan terakhir dan membahas bagaimana penyergapan Zawahiri akan mempengaruhi hubungan AS dengan Taliban, di antara masalah-masalah lain.
Setelah meminta pandangan dari orang lain di ruangan itu, Biden mengizinkan "serangan udara yang disesuaikan dengan tepat" dengan syarat bahwa risiko jatuhnya korban sipil harus diminimalkan.
Serangan itu pun akhirnya dilakukan pada 30 Juli pukul 21:48 oleh sebuah pesawat tak berawak yang menembakkan rudal, yang mereka sebut sebagai rudal "api neraka.”
(Susi Susanti)