Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Ketua Satgas Ungkap Cara Terbaik Penanganan Penyebaran PMK

Erha Aprili Ramadhoni , Jurnalis-Kamis, 04 Agustus 2022 |13:11 WIB
Ketua Satgas Ungkap Cara Terbaik Penanganan Penyebaran PMK
Ketua Satgas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Letjen TNI Suharyanto. (Dok BNPB)
A
A
A

JAKARTA - Ketua Satgas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Letjen TNI Suharyanto menaruh perhatian besar terhadap progres penanganan penyakit itu di daerah. Ia menekankan, setiap daerah harus memiliki target menjadi daerah bebas PMK tanpa vaksinasi (untuk daerah yang belum tertular atau berada di sekitar daerah wabah). Menurutnya, cara terbaik dalam menekan penyebaran PMK adalah dengan pencegahan.

Meskipun hewan-hewan sudah divaksin, jika pencegahannya masih belum maksimal maka penyebaran akan terus meningkat. Karena itu, pemilik hewan ternak diimbau untuk tetap memisahkan hewan yang sudah sembuh dari gejala klinis dari hewan lain yang belum terjangkit.

Hal itu disampaikan Ka-Satgas Nasional PMK dalam Rapat Koordinasi dengan pemerintah provinsi, dan Kab/Kota se-Aceh saat kunjungannya ke Kantor Gubernur Aceh, Rabu (3/8).

Dalam rapat koordinasi tersebut,Suharyanto mengapresiasi Aceh adalah salah satu provinsi yang berhasil dalam penanganan Covid-19. Ia meyakini Provinsi Aceh bisa menangani kasus penyebaran PMK dengan baik, efektif, dan efisien.

Meskipun penyebaran PMK di Aceh cukup masif, ada 3 daerah yang masih bebas PMK tanpa vaksinasi, yaitu Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bener Meriah dan Kabupatem Kepulauan Simeuleu.

Ketua Satgas Nasional Penanganan PMK yang juga Kepala BNPB menjelaskan, ada 4 hal yang menjadi strategi utama dalam penanganan kasus penyebaran PMK. Empat hal tersebut adalah biosecurity, pengobatan, potong bersyarat, dan vaksinasi.

"Pelaksanaan biosecurity bisa dilakukan dengan 4 langkah, yaitu desinfeksi, pengaturan buka/tutup pasar hewan, penjagaan ketat di perbatasan, dan komunikasi, informasi serta edukasi," katanya, dalam siaran pers yang diterima, Kamis (4/8/2022).

Di Aceh, progres pengobatan hewan ternak mencapai 86,98%. Dari kasus terkonfirmasi sebanyak 44.639, hewan yang sembuh secara klinis mencapai 38.828. Dengan ketersediaan vaksin sebanyak 7.000 dosis, yang terpakai sudah mencapai 6.700 dosis.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement