ITALIA – Penerbang wanita asal Amerika Serikat (AS) Julia Bravo berusia 20 tahun yang menabrak anak remaja Giovanni Zanier yang berusia 15 tahun dengan mobilnya saat mengemudi dalam keadaan mabuk di Porcia, harus diadili di Italia dan tidak dikirim kembali ke AS.
"Wanita itu harus diadili di Italia dan menjalani masa hukuman penuhnya," terang ibu anak itu, Barbara Scandella, kepada La Repubblica pada Selasa (23/8/202), dikutip RT.
“Kita semua tahu insiden sebelumnya yang melibatkan militer Amerika dalam kecelakaan mengerikan di sini. Yang benar adalah di area ini, mereka dapat melakukan apa yang mereka inginkan dan tetap tidak dihukum,” lanjutnya.
Bravo telah didakwa dengan pembunuhan dan saat ini dalam tahanan rumah. Sidang untuk menegakkan surat perintah penangkapannya dijadwalkan digelar pada Selasa (23/8/2022) waktu setempat.
Baca juga: Rudapaksa Gadis Remaja yang Mabuk, Pria Ini Dihukum Penjara 8 Tahun dan 6 Cambukan
Menurut seorang saksi mata yang telah berpesta di klub yang sama, penerbang, yang terlihat masuk ke mobilnya di luar tempat disko tidak lama sebelum menabrak Zanier, sangat mabuk sehingga dia bahkan tidak bisa menyalakan kunci kontak. Dia pun terlihat pergi ke arah berlawanan dari pangkalan udara Aviano.
Ketika dia dijemput oleh polisi setelah menabrak remaja itu di jalur sepeda sekitar pukul 02:30, kadar alkohol dalam darahnya empat kali lipat dari batas legal. Dia juga menabrak rambu lalu lintas dan trotoar yang menandai jalur sepeda.
Zanier diketahui sedang bersepeda dan berbicara dengan dua temannya di jalur sepeda ketika dia ditabrak dan terlempar 10 meter ke depan. Teman-temannya melihat kejadian itu tetapi tidak terluka. Dia meninggal saat dipindahkan ke rumah sakit. Bravo sedikit terluka tetapi tidak memerlukan perawatan.
Sementara pihak berwenang Italia bertanggung jawab untuk menyelidiki kematian tersebut, La Republicca memperkirakan bahwa perjanjian militer 1951 yang melibatkan yurisdiksi NATO atas Eropa akan digunakan untuk menyerahkan kasus tersebut ke pengadilan militer AS. Keputusan itu tampaknya tergantung pada Menteri Kehakiman Italia, yang dapat memblokir ekstradisi tergantung pada situasinya.
Sebagai informasi, ketika pilot AS memotong kabel yang membawa kereta gantung tidak jauh dari Aviano pada 1998, menyebabkan 20 penumpangnya jatuh hingga tewas, mereka dibebaskan dari tuduhan pembunuhan, yang memicu kemarahan internasional. Namun, ketika seorang penerbang dari pangkalan udara Aviano yang sama dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap seorang gadis berusia 14 tahun pada 2002, upaya awal jaksa untuk menyerahkan terdakwa ke Pentagon dibatalkan karena upaya pengacara korban.
(Susi Susanti)