Pada Januari lalu, AP melaporkan bahwa lebih dari 30 staf yang tak disebutkan namanya mengirimkan pengaduan rahasia kepada pimpinan senior WHO dan anggota Dewan Eksekutif organisasi itu, menuduh bahwa Kasai telah menciptakan “atmosfer beracun'' di kantor WHO di Pasifik Barat.
Dokumen-dokumen dan rekaman-rekaman audio menunjukkan Kasai membuat pernyataan rasis kepada stafnya dan menyalahkan munculnya Covid-19 di beberapa negara Pasifik karena “kurangnya kapasitas mereka terkait budaya, ras, dan tingkat sosial ekonomi mereka yang lebih rendah.'' Beberapa staf WHO yang bekerja di bawah Kasai mengatakan ia secara tidak benar membagikan informasi vaksin virus corona yang sensitif untuk membantu Jepang, negara asalnya, memperoleh keunggulan politik lewat donasinya.
Beberapa hari setelah laporan AP, Tedros mengumumkan bahwa penyelidikan internal ke Kasai telah dimulai. Namun, beberapa bulan kemudian, staf WHO menuduh Kasai memanipulasi penyelidikan.