Outlet media yang dikelola pemerintah telah melaporkan kontak Kim dengan orang yang terinfeksi beberapa kali sejak wabah pada Mei.
"Ketika pemimpin besar itu mengunjungi markas besar pencegahan epidemi darurat negara pada malam pertama sejak langkah-langkah anti-pandemi darurat maksimum telah dilakukan, beberapa pejabat di sana sudah terinfeksi 'epidemi ganas'," kata harian itu.
Rodong Shinmun juga mengatakan Kim telah mengunjungi apotek di Pyongyang pada Mei untuk memeriksa pasokan obat-obatan negara itu.
Laporan itu mengatakan salah satu apoteker yang ditemui Kim belum sepenuhnya pulih dari infeksi Covid-19 dan terus batuk saat bertemu dengannya. Pemimpin Korea Utara dilaporkan menyatakan keprihatinan atas kesehatan apoteker yang terinfeksi dan terlihat mengenakan dua lapis masker gigi selama tur.
Pada 12 Agustus, saudara perempuan Kim menyatakan kemenangan dalam pertempuran melawan virus corona dan mencabut langkah-langkah "anti-pandemi darurat darurat maksimum" di negara itu. Itu tiga bulan setelah negara itu melaporkan kasus pertama yang dikonfirmasi pada bulan Mei.
Namun, negara itu melihat empat kasus tambahan minggu lalu, menurut Kantor Berita Pusat Korea (KCNA). Jumlah total pasien yang terinfeksi belum terungkap.
Choi Jong-hoon, mantan dokter penyakit menular dari Korea Utara, mengatakan laporan surat kabar yang dikelola pemerintah itu tampaknya merupakan propaganda yang bertujuan untuk mempertahankan kesetiaan kepada partai. Dia meragukan klaim bangsa untuk mengatasi pandemi global yang sedang berlangsung.
"Orang-orang Korea Utara sangat menderita selama tiga tahun terakhir pandemi," kata Choi.
“Mereka sudah bosan dengan kesulitan keuangan dan tampaknya pejabat Korea Utara sekarang merasa perlu untuk menunjukkan kepada publik bagaimana Kim Jong-un sendiri telah kesakitan dan menderita.”
Choi menambahkan bahwa "omong kosong" bahwa negara itu sendiri telah membasmi virus corona, sementara seluruh dunia masih berada di tengah pandemi.
(Rahman Asmardika)