Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Konsep Literasi Keagamaan Lintas Budaya Tepat untuk Indonesia yang Majemuk

Tim Okezone , Jurnalis-Jum'at, 16 September 2022 |12:35 WIB
Konsep Literasi Keagamaan Lintas Budaya Tepat untuk Indonesia yang Majemuk
Konferensi Internasional Virtual dengan tema 'Menguatkan Kebebasan dan Toleransi Beragama melalui LKLB (Foto: MPI)
A
A
A

“Hal penting lainnya yang harus kita jadikan landasan adalah kita sesama umat beragama harus saling mengenal, tidak saling merendahkan, menghindari buruk sangka, tidak mencari-cari kesalahan orang lain, dan tidak saling mengejek, bergunjing terhadap sesama sebagai manusia yang hidup berdampingan,” kata Eddy.

Eddy menambahkan pendidik mempunyai peran strategis untuk mengembangkan literasi agama dan budaya ke dalam lubuk pemahaman anak didik. “Sedari kecil kita memberikan pemahaman bagaimana mereka memahami agama yang dipeluknya, juga terhadap agama lain, nanti akan menentukan wajah kerukunan umat beragama di masa depan,” lanjutnya.

Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Amin Abdullah, mengatakan kehidupan pluralisme di Indonesia menghadapi tantangan karena terjadi kontestasi pada level pemahaman yang terbagi dalam kelompok konservatif-ideologis, konservatif-tekstualis, moderat, dan liberal. Namun, kendala terberat justru muncul dari level penerapan di lapangan, yaitu pada budaya dan kesadaran masyarakat.

“Substansi dan struktur hukum dapat dirumuskan secara tertulis dan diundangkan. Tapi, pelaksanaannya di lapangan sangat tergantung pada budaya dan kualitas pendidikan masyarakat,” kata Amin.

Terkait kendala budaya tersebut, Amin mengatakan konsep LKLB semakin penting ditanamkan kepada masyarakat khususnya lewat sektor pendidikan. LKLB didasarkan tiga kompetensi yaitu kompetensi pribadi untuk memahami agama sendiri dalam hubungannya dengan orang yang berbeda, kompetensi komparatif untuk memahami agama lain dalam rangka membangun toleransi dan empati, dan kompetensi kolaboratif yaitu bekerja sama mengatasi berbagai tantangan dunia yang semakin kompleks.

  • Membangun Pluralisme di Irak

Founder dan President Hardwired Global, Tina Ramirez, memberikan contoh secara praktis membangun pluralisme di daerah konflik seperti Irak, Lebanon, Sudan Utara, Nigeria, dan sejumlah negara Timur Tengah lainnya. Tina menceritakan situasi di Irak dimana kehadiran ISIS telah menimbulkan trauma mendalam bagi masyarakat setempat. Menurutnya, anak-anak diajarkan untuk membenci orang-orang yang memahami atau mempercayai mazhab berbeda di dalam Islam. Bahkan, masyarakat mengalami intimidasi mengerikan dengan adanya mayat tergantung di Mosul, salah satu kota di Irak.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement