Ia mencontohkan, sebelumnya rantai pasok batubara tersebar di PLN dan masing-masing anak usaha PLN. "Dulu PJB punya sendiri, Indonesia Power punya sendiri, kita ada sendiri, lalu di pembangkitan masing-masing juga ada. Ini kami sinergikan, kami kelola dan kami konsolidasikan jadi satu sehingga lebih efektif dan efisien," ujarnya.
Selain batubara, pengadaan gas dan juga BBM juga terkonsolidasi di dalam subholding energi primer ini. "Setiap masing masing kebutuhan ini nanti ada direktoratnya masing masing yang bertanggung jawab menjamin rantai pasoknya," tuturnya.
Selain bertumpu pada energi primer, saat ini PLN masih mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dimana dalam operasionalnya, PLN menerapkan teknologi co-firing. Teknologi ini membutuhkan biomassa sebagai subtitusi dari batu bara. Sehingga melalui subholding ini, PLN juga membentuk entitas baru yang khusus mengurus biomassa.
"Ke depannya, PLN itu membutuhkan paling tidak 10 juta ton biomassa untuk co-firing kita. Jadi kami membentuk entitas baru juga yang khusus untuk mengurus biomassa ini," kata Darmawan.

Peluncuran Holding - Subholding PT PLN. (Foto: PLN)
RUPS juga telah memutuskan jajaran Direksi PLN Energi Primer Indonesia sebagai berikut:
Direktur Utama: Iwan Agung Firstantara