Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Misteri Moai Patung Raksasa Seberat 88 Ton 'Berjalan' di Pulau Paskah

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Senin, 24 Oktober 2022 |05:28 WIB
Misteri Moai Patung Raksasa Seberat 88 Ton 'Berjalan' di Pulau Paskah
Moei patung raksasa di Pulau Paskah. (Foto: Getty Images)
A
A
A

Betapapun, kendati penduduk setempat telah lama membicarakan patung-patung itu berjalan, butuh lebih dari dua abad bagi para sarjana asing untuk menerima metode pengangkutan moai ini.

“Orang-orang Eropa dan peneliti lain mengatakan, ‘tidak, pasti ada cara lain, tidak mungkin seperti ini,” kata Lipo.

“Tak terbayangkan oleh kami bagaimana cara menggerakkan patung itu selain dengan melibatkan banyak orang. Ini ternyata tidak benar. Catatan arkeologi benar-benar menunjukkan hal itu.”

Bagaimana patung itu diciptakan?

Hampir semua patung dibuat di tambang batu vulkanik Rano Raraku sebelum diangkut ke alas batu (dikenal sebagai ahus) di berbagai titik di garis pantai pulau.

Penelitian yang dilakukan Lipo menemukan bahwa patung-patung yang belum selesai di tambang dan patung-patung terbengkalai yang tergeletak di sisi jalan pulau – yang perlu dipindahkan – memiliki dasar yang lebih lebar dibandingkan dengan patung yang berdiri di atas ahus.

Patung-patung itu juga mencondongkan tubuh ke depan sekitar 17 derajat, menyebabkan pusat massa diposisikan tepat di atas tepi bawah depan yang membulat.

Penyesuaian ini memungkinkan patung untuk berguling dari sisi ke sisi dan diangkut ke tempat terakhir mereka.

"Yang menakjubkan adalah bahwa mereka sangat condong ke depan, mereka tidak bisa berdiri sendiri karena mereka akan jatuh ke depan," katanya.

Ciri-ciri ini menunjukkan bahwa model moai ini disesuaikan dengan "cara berjalan kita sendiri", kata Lipo, menjelaskan bahwa ketika kita berjalan, kita memutar pinggul dan jatuh ke depan.

"Rapanui pada dasarnya menciptakan struktur yang bisa melakukan hal yang sama. Saat patung itu condong ke depan, patung itu jatuh dan bergerak melintasi bagian depan untuk melangkah maju."

Ketika “berjalan”, Moai didukung dan dipandu oleh tali, dengan sekelompok orang Rapanui di setiap sisi patung memimpin tangga dan sekelompok kecil di belakang memantapkan gerakan.

Begitu patung mencapai ahu, pemahat batu akan memahat mata dan membentuk kembali alasnya untuk menyesuaikan pusat massa, memungkinkan patung berdiri tegak dengan sendirinya.

Mengapa Rapanui memilih membuat patung itu berjalan daripada menyeretnya atau menggelindingkannya di atas kayu gelondongan, menurut Lipo, demi alasan praktis.

Berat patung-patung itu akan menghancurkan kayu gelondongan, sementara menyeret moai sebesar itu akan membutuhkan tenaga kerja yang sangat besar.

Di pulau terpencil dan tandus yang memiliki sedikit sumber daya, berjalan dengan patung-patung akan menjadi metode yang efisien.

"Anda lihat teknik yang digunakan untuk membuat dan memindahkan moai dengan biaya paling murah. Orang Rapanui melakukannya dalam batasan pulau, pada dasarnya dengan kerja sama dan kecerdikan," katanya.

Proses dengan banyak percobaan

Perjalanan saya dari kawah Rano Raraku ke Ahu Tongariki hanya berjarak 800 meter, tetapi saya tidak mencoba memandu moai seberat 88 ton dengan beberapa tali.

Patung-patung lain yang saya kunjungi berdiri di ahus hingga 18 km jauhnya dari tambang, membuat perjalanan saya dengan sepeda di sana terasa lebih mudah dibandingkan dengan prestasi yang dicapai peradaban Rapanui kuno.

Membuat patung berjalan akan menjadi proses dengan banyak percobaan.

Sekitar 400 patung tetap berada di dalam dan di sekitar tambang Rano Raraku dalam berbagai tahap penyelesaian.

Menurut Lipo, itu adalah sebuah indikasi bahwa para pemahat batu menggunakan lembah itu sebagai laboratorium artistik untuk bereksperimen dengan berbagai prototipe sebelum mencapai salah satu yang dapat dipindahkan secara efisien.

"Ini benar-benar mendokumentasikan sejarah pengerjaan, eksperimen, upaya dan kegagalan," tambahnya.

Setelah patung siap, patung itu akan dibawa keluar dari lembah dan dipandu menuju ahu.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement