Selain itu, Kent juga menyikapi stunting yang saat ini masih menjadi momok di Kota Metropolitan ini. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka stunting Jakarta Utara tercatat paling tinggi di Ibu Kota, yakni mencapai 20,4% pada 2021. Sebanyak 1 dari 5 Balita di Jakarta Utara mengalami stunting, untuk Jakarta Pusat: 19,7%, Kepulauan Seribu: 19,3%, Jakarta Barat 7,6%, Jakarta Selatan: 15,7%, dan Jakarta Timur: 13,4%.
"Selain penularan ginjal akut, Pemprov DKI juga harus mewaspadai angka stunting yang tak pernah kunjung selesai. Masalah gizi pada balita masih menjadi permasalahan kesehatan yang tergolong tinggi Kota Metropolitan saat ini, sangat miris ya di Kota Jakarta masih ada balita yang kekurangan asupan gizi," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BAGUNA) DPD PDI Perjuangan yangb Jakarta itu.
BACA JUGA:Ini 8 Provinsi Penyumbang Kasus Terbanyak Gagal Ginjal Akut
Menurutnya, angka stunting melonjak di Jakarta karena efek dari Pandemi Covid-19 dimana perekonomian warga menurun akibat Pemutus Hubungan Kerja (PHK) yang terjadi di sejumlah perusahaan hingga berdampak kepada keluarga.
"Efek pandemi ini masih terasa dari sisi ekonomi, berdampak banyak orang dari perekonomian menurun, karena permasalahan ekonomi inilah untuk masyarakat menengah ke bawah ini harus memilih antara masalah perut dan kesehatan, di pemikiran mereka bisa makan saja sudah syukur boro boro memikirkan kesehatan badan. Pemprov DKI harus maksimal dalam menyiapkan solusi terkait permasalahan tersebut," tuturnya.
BACA JUGA:Perlukah Status KLB Dalam Kasus Gangguan Ginjal Akut?