Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kasus Gagal Ginjal Akut, DPRD DKI Minta RSUD dan Puskesmas Harus Siaga 1

Thomas Pulungan , Jurnalis-Senin, 24 Oktober 2022 |20:08 WIB
 Kasus Gagal Ginjal Akut, DPRD DKI Minta RSUD dan Puskesmas Harus Siaga 1
Anggota DPRD DKI Jakarta, Hardiyanto Kenneth (foto: dok Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Sejumlah balita di DKI Jakarta menderita penyakit gangguan ginjal akut. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta pada 20 Oktober 2022, terdapat 86 anak mengalami gangguan gagal ginjal akut, dan 47,55% dari kasus yang dilaporkan meninggal dunia.

Menanggapi hal itu, Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth meminta kepada Dinas Kesehatan Jakarta agar gerak cepat dalam melakukan deteksi dini serta siaga dalam melayani pasien anak dengan diagnosa gagal ginjal akut.

"Dinkes harus gerak cepat untuk mendeteksi para balita yang alami gangguan ginjal akut. Harus segera ditangani saat ada pasien di diagnosa gagal ginjal akut," kata Kenneth dalam keterangannya, Senin (24/10/2022).

 BACA JUGA: Ini Tim Polri yang Akan Usut Dugaan Pidana Kasus Gagal Ginjal Akut

Saat ini, sambung pria yang akrab disapa Bang Kent, 26 vial obat Fomepizole untuk pengobatan gangguan ginjal akut progresif atipikal telah dibawa ke Tanah Air, dari dua negara yaitu Singapura dan Australia.

"Terkait dengan hal tersebut, Dinkes harus segera lakukan proses jemput bola, mereka (dinkes) harus proaktif dalam mencari informasi dan juga harus selalu berkomunikasi dengan Kemenkes agar pendistribusian di Jakarta tidak mengalami kesulitan. Karena menurut Menkes Budi Gunadi Sadikin bahwa obat tersebut sangat langka," beber Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta itu.

 BACA JUGA:Buntut Kasus Gagal Ginjal Akut, Kepala BPOM Bakal Pidanakan Dua Industri Farmasi

Kent juga meminta Pemprov DKI Jakarta untuk segera menarik obat sirup anak yang diduga mengandung etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) melebihi ambang batas, yang dijual di apotek, seperti Termorex Sirup (obat demam), Flurin DMP Sirup (obat batuk dan flu), Unibebi Cough Sirup (obat batuk dan flu), Unibebi Demam Sirup (obat demam), dan Unibebi Demam Drops (obat demam).

"Berdasarkan keterangan BPOM ada lima obat batuk sirup yang harus ditarik dari peredaran. Pemprov dan Instansi terkait harus segera melakukan penarikan agar tidak ada lagi apotek yang menjual obat tersebut. RSUD dan Puskesmas juga harus siaga 1, Mudah-mudahan penyakit gangguan ginjal akut ini tidak meluas penularannya," harap Kent.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement