Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Beli Ratusan Drone, Rusia Diam-Diam Kirim Rp2,1 Triliun dan Senjata Barat ke Iran

Rahman Asmardika , Jurnalis-Kamis, 10 November 2022 |18:28 WIB
Beli Ratusan Drone, Rusia Diam-Diam Kirim Rp2,1 Triliun dan Senjata Barat ke Iran
Drone Rusia yang terlihat di Ukraina, diduga sebagai drone Shaheed-136 buatan Iran. (Foto: Reuters)
A
A
A

LONDON Rusia menerbangkan uang tunai €140 juta (sekira Rp2,1 triliun) dan sejumlah senjata Inggris dan Amerika Serikat (AS) yang direbut di Ukraina ke Iran untuk mendapatkan puluhan drone militer yang digunakan dalam perang di Ukraina, demikian diklaim seorang sumber keamanan.

Berbicara dengan syarat anonim, sumber itu mengatakan kepada Sky News bahwa sebuah pesawat militer Rusia diam-diam mengangkut uang tunai dan tiga model amunisi - rudal anti-tank NLAW Inggris, rudal anti-tank Javelin AS, dan rudal anti-pesawat Stinger - ke bandara di Teheran pada dini hari pada 20 Agustus.

Senjata tersebut merupakan bagian dari pengiriman peralatan militer Inggris dan AS yang ditujukan untuk militer Ukraina yang "jatuh ke tangan Rusia", menurut sumber tersebut.

Sumber itu mengatakan mereka dapat memberi Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran kemampuan untuk mempelajari teknologi Barat dan berpotensi menyalinnya.

"Mereka mungkin akan direkayasa ulang dan digunakan dalam perang di masa depan," kata sumber itu.

Sebagai gantinya, Iran memasok Rusia dengan lebih dari 160 kendaraan udara tak berawak (UAV), termasuk 100 drone Shahed-136, yang dijuluki sebagai "drone bunuh diri" karena meledak saat terjadi benturan, demikian klaim sumber tersebut.

Sumber itu menuduh bahwa kesepakatan drone lebih lanjut senilai €200 juta (Rp3,1 triliun) telah disepakati antara Teheran dan Moskow dalam beberapa hari terakhir.

"Itu berarti akan ada pasokan besar UAV dari Iran segera," kata sumber itu.

Pemerintah Iran dan Rusia telah dimintai komentarnya untuk menanggapi tuduhan tersebut.

Pasukan Rusia baru-baru ini meningkatkan serangan pesawat tak berawak terhadap Ukraina. Ditambah dengan serangan rudal yang lebih konvensional, Rusia telah menargetkan pasokan listrik dan air di seluruh Ukraina, termasuk di ibu kota Kiev.

Dalam ancaman yang berpotensi lebih parah, pemerintah Iran juga dilaporkan setuju untuk mentransfer rudal balistik yang lebih besar dan lebih canggih ke Rusia.

Iran telah membantah laporan pasokan persenjataan sebagai “berita yang sepenuhnya salah”, meski akhirnya mengakui untuk memasok "sejumlah drone" ke Moskow. Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian pada Sabtu, (5/11/2022) mengatakan bahwa pengiriman tersebut terjadi sebelum - tidak sejak - Rusia meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina pada Februari.

Sebaliknya, Ukraina, AS, Inggris, dan Prancis semuanya menuduh Iran memasok drone ke Rusia baru-baru ini.

Jumlah pastinya tidak jelas. AS mengatakan pada Juli bahwa pihaknya yakin pemerintah Iran sedang bersiap untuk menyediakan ratusan drone kepada Rusia.

Membuktikan klaim tersebut, sumber keamanan membagikan citra satelit dengan Sky News, yang katakan menunjukkan dua pesawat kargo militer Rusia di bandara di Teheran. Sumber itu mengatakan salah satu pesawat Ilyushin IL-76 diyakini telah mengangkut €140m dan senjata Barat yang direbut Rusia.

Gambar pertama, waktu 01.17 pagi pada 20 Agustus, menunjukkan dua pesawat, disorot oleh garis merah, di bandara Mehrabad di ibukota Iran.

Pada gambar kedua, diambil tepat setelah pukul 3.30 pagi, salah satu pesawat telah pindah ke sisi landasan fasilitas dan yang lainnya telah berbalik.

Pada gambar terakhir, tiga setengah jam kemudian, kedua pesawat tampak hilang.

Salah satu atau keduanya berangkat dengan membawa drone Iran, kata sumber itu sebagaimana dilansir Sky News.

Sumber itu mengatakan mereka mengetahui setidaknya lima pesawat Rusia telah mengangkut drone dari Iran sejak 20 Agustus sebagai bagian dari kesepakatan.

Daftar drone yang disediakan

Sumber itu mengklaim bahwa Iran telah memasok 100 drone Shahed-136, 60 drone Shahed-131 yang lebih kecil dan enam drone Mohajer-6 untuk Rusia.

Berbeda dengan pesawat "bunuh diri" Shahed, Mohajer-6 adalah pesawat tak berawak bersenjata yang dapat menjatuhkan atau meluncurkan amunisi.

Menurut sumber itu, senjata-senjata Inggris dan AS diberikan Rusia untuk direkayasa balik oleh Iran, yang akan digunakan dalam pembuatan senjatanya sendiri.

Sumber itu mengatakan mereka percaya pengetahuan yang diperoleh oleh Iran dari rekayasa balik pesawat mata-mata AS yang ditangkap oleh Iran pada 2011 membantu dalam pengembangan drone Shahed.

"Kami pikir Iran telah membuktikan bahwa mereka memiliki sistem rekayasa balik yang efisien, seperti yang dapat kita lihat dengan UAV yang mereka rekayasa balik dari UAV AS yang ditangkap pada 2011," kata sumber itu.

"Tampaknya Iran juga ingin mendapatkan keuntungan dari perang [di Ukraina] dengan menerima dari Rusia kemampuan Barat yang akan berguna bagi mereka di masa depan - seperti yang terjadi di masa lalu."

Sebuah drone pengintai RQ-17 Sentinel Amerika - yang digunakan untuk pengintaian - ditangkap pada Desember 2011. Seorang komandan Iran mengklaim pada tahun berikutnya bahwa negaranya telah merekayasa balik pesawat tersebut dan sedang membuat salinannya.

Moskow bulan lalu membantah pasukannya menggunakan pesawat tak berawak Iran untuk menyerang Ukraina.

"Peralatan Rusia dengan nomenklatur Rusia digunakan," kata Juru Bicara Dmitry Peskov seperti dikutip pada 18 Oktober. "Semua pertanyaan lebih lanjut harus diarahkan ke Kementerian Pertahanan."

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement