KOTA MALANG - Pemandangan berbeda dan membuat merinding akan terlihat saat berada di Bundaran Tugu Malang. Pasalnya ada replika 137 keranda jenazah yang diletakkan melingkar mengelilingi kawasan Bundaran Tugu Malang yang menjadi ikon kota.
Pemandangan ini sudah terlihat sejak Kamis lalu pasca demonstrasi besar-besaran memperingati 40 hari Tragedi Kanjuruhan. Masing-masing keranda jenazah ini juga dilengkapi foto-foto 135 korban tragedi Kanjuruhan, serta dua foto korban Aremania yang meninggal dunia saat berangkat dan pulang saat melihat pertandingan Arema FC vs Persebaya, pada Sabtu (1/10/2022) malam.
Perwakilan Aremania Arif Setiawan menuturkan, pemasangan 135 keranda jenazah ini sebagai bagian dari pengingat bagi setiap warga yang melintas. Apalagi, tragedi sepakbola terbesar kedua di dunia ini juga belum menemukan keadilan yang sebenarnya.
Baca juga: Aremania Minta Korban Tragedi Kanjuruhan Bergabung untuk Lapor Secara Hukum
"Yang pasti kami menaruh keranda-keranda disini setelah aksi kemarin sebagai pengingat untuk warga Malang Raya bahwa pada 1 Oktober 2022 lalu telah terjadi tragedi besar yang menimpa Aremania. Ada 135 korban meninggal saat itu," kata Arif Setiawan Sabtu, saat dikonfirmasi Minggu (13/11/2022).
Selain merawat ingatan masyarakat Malang raya dan Indonesia, tujuan utama menempatkan keranda ini untuk menjaga semangat perjuangan Aremania dan semua elemen warga Malang Raya. Semangat yang diusung untuk mengawal usut tuntas agar tetap terjaga sampai keadilan yang diharapkan Aremania benar-benar didapatkan.
"Karena ini masalah kemanusiaan, kami berharap semua elemen masyarakat ikut mendukung kita dalam permasalahan ini. Kami menuntut keadilan bagi para korban ini agar benar benar tercapai. Saya harap ini akan tetap selalu disini. Ini sebagai pengingat dan penyemangat. Karena yang meninggal tentu butuh doa dan yang selamat butuh keadilan," ungkap dia.
Arif juga mengatakan, bahwa beberapa foto di keranda memang ada yang tidak terlihat, namun ia menyatakan foto - foto tersebut bukan diambil orang tidak dikenal namun di antaranya dibawa keluarga untuk dipasang di rumah. Selain itu, beberapa pigura dipasang hanya dengan nama tanpa foto korban karena keluarga tidak berkenan.
"Foto - foto sebagian memang tidak hilang. Pihak keluarga membawanya sebagai kenang - kenangan. Ke depan kami akan tetap melakukan tuntutan melalui jalur hukum. Jika tidak terpenuhi, bukan tidak mungkin nantinya kami akan bergulir dengan aksi-aksi kami selanjutnya," tegasnya.