Dampak dari upaya pendampingan itu dirasakan oleh Janius Tabuni yang sudah menempuh Pendidikan di Yogyakarta sejak SMA. Semangat dan minat belajar warga Papua sangat tinggi tetapi tak sebanding dengan ketersediaan sarana dan fasilitas. Dirinya mengaku bersyukur bahwa saat ini ia berkesempatan belajar dan mendapatkan fasilitas pendidikan guna mengejar ketertinggalan.
“Ya, saya boleh dibilang bersyukur karena kami dapat belajar mengejar ketertinggalan itu,” kata Janius.
Sementara itu mahasiswi Joice mengatakan bahwa ia berharap suatu saat ia akan mengembangkan dunia Pendidikan di Papua.
“Mungkin berbagi ilmu terlebih dahulu untuk warga Papua,” kata Paulina Conella Kohome, mahasiswi FISIP UGM.
Butuh proses panjang untuk meningkatkan kemajuan pendidikan di Papua. “Semboyan yang diungkapkan oleh Nelson Mandela bahwa pendidikan adalah senjata yang paling ampuh untuk mengubah dunia. Sebagaimana pendidikan di Papua, melalui Pendidikan itulah dapat mengubah Papua untuk lenbih maju,” kata Amirudin.