CIANJUR - Kisah baru datang dari seorang ibu bernama Siti Atiqah (34) dan anaknya Nayah (11). Pasalnya, Nayah yang tengah mengalami luka lebam akibat gempa Cianjur tetap merengek ingin pergi sekolah.
“Mama izinin atuh sekarang kan, sekolah,” ujar Nayah merengek kepada Ibunya.
Tingkahnya yang lugu nampak tak sebanding dengan keadaan yang diderita. Padahal, kawasan tempatnya tinggal tengah porak-poranda akibat diguncang gempa.
“Padahal sekolahnya rata, kang,” jawab Siti Atiqah, diiringi tawa pilunya, Jumat (25/11/2022).
(Baca juga: 5 Jenazah Korban Gempa Cianjur Kembali Ditemukan, Diantaranya Ibu dan Anak Berpelukan)
Anak perempuan yakni Siti Tarwiatunnayah atau Nayah merupakan warga asli kampung Selahuni, desa Nagrak, kabupaten Cianjur. Ia juga turut menjadi saksi hidup di balik kengerian gempa tersebut.
Ibu Nayah bercerita, saat itu Nayah tengah sibuk bermain di rumah teman sejawatnya, kendati demikian teman Nayah tertimbun dan tak bisa diselamatkan.
“Pas gempanya, si Nayah lagi main di rumah temannya. Ibu lagi ke warung tuh saat terjadi gempa,” ucap Atiqah.
Gempa yang mengguncang membuat Atiqah rali kalang kabut mencari buah hatinya. Ia, terus berlari mencari anak kesayangannya itu karena tak kunjung terlihat batang hidungnya.
"Nayah, Nayah, di mana Nayah?" teriak Atiqah sembari diiringi pemandangan luluhlantah kala itu.
Di tengah pencariannya, Atiqah baru sadar bahwa anak perempuannya itu tengah bermain bersama teman-temannya. Alhasil, Atiqah kembali berlari mencari anaknya.
Tangisan haru pecah tatkala Atiqah mendengar sayup-sayup teriakan Nayah. Dari kejauhan, Ia melihat sosok Nayah yang tengah menangis di pos ronda dan bergegas menghampirinya.
“Ibu ketemu sama Nayah pas dia udah dievakuasi di pos ronda. Nayah saat itu lagi teriak-teriak menangis kesakitan, ibu langsung peluk,” katanya.
Saat itu, Nayah berhasil ditemukan dengan bantuan dari tetangganya. Menurut kesaksian tetangganya, bocah berumur 11 tahun itu ditemukan di teras rumah temannya tengah tertimbun reruntuhan sembari memeluk temannya.
“Pas tetangga mencari di rumah temannya, Nayah posisinya telentang, kakinya ke atas, jadi kakinya kelihatan duluan. dia lagi pelukan sama temannya di atasnya tertimpa reruntuhan rumah,” tuturnya.
Tak mau tinggal diam, Atiqah langsung membawa Nayah ke rumah sakit kala itu, mengandalkan sepeda motor. Luka Nayah nampak terseok angin dan dihujani mata memandang.
“Ibu ngegendong Nayah di tengah, enggak pakai sendal. Nayah lukanya parah banget, ini di bagian wajah dan badan darah semua,” ungkapnya.
“Perjalanan naik motor setengah jam. di perjalanan juga sulit, aksesnya. Tetangga saya yang nganterin juga sambil teriak-teriak ‘kasih jalan, kasih jalan’,” sambungnya.
Hati Atiqah yang tengah gusar makin berkecamuk tatkala Nayah berbicara kepadanya. Nayah, meminta Atiqah untuk tidak terlarut dan meneteskan air mata.
“Pas kejadian digendong sama ibu, dia sempet ngajak ngobrol, ‘mamah jangan nangis’,” ungkap Atiqah.