Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Membangun Sumber Ekonomi Baru Menghadapi Ancaman Resesi Global

Opini , Jurnalis-Kamis, 01 Desember 2022 |15:22 WIB
Membangun Sumber Ekonomi Baru Menghadapi Ancaman Resesi Global
A
A
A

JAKARTA - Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya akan bahaya gelombang PHK terutama pada usaha di bidang sektor padat karya yaitu garmen, tekstil dan alas kaki, yang terdampak besar akibat kondisi ekonomi global yang berimbas pada turunnya pesanan hingga 50%.

Dan akibat adanya kebangkitan industri padat karya di negara Bangladesh dan Vietnam terutama bidang tekstil yang menjanjikan kemudahan dan upah buruh lebih murah di banding Indonesia. Juga masih membanjirnya impor pakaian bekas.

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan atau BP Jamsostek telah menyalurkan klaim yang sudah dibayar sebesar Rp18 miliar kepada karyawan yang terkena kebijakan pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan memanfaatkan program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).

BPJS Ketenagakerjaan atau BP Jamsostek tengah mencermati potensi gelombang PHK (pemutusan hubungan kerja) di sektor garmen, tekstil, dan alas kaki. Tingkat kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan di tiga sektor ini mulai menyusut sejak Agustus 2022.

Gelombang PHK ini berpotensi berlanjut akibat potensi resesi global di tahun depan. Proyeksi ekonomi global sendiri susut dari tahun ini sebesar 3,2% menjadi 2,9% untuk tahun 2023. Imbasnya, para pelaku usaha mengalami kecemasan (scaring effect) untuk melakukan investasi maupun ekspansi bisnis.

Dan imbas dari memburuknya ekonomi dunia juga telah mengancam banyak usaha startup termasuk diantaranya Amazon, Meta, Twitter, Shopee dan juga Gojek Tokopedia (GoTo). telah memberikan klarifikasi ihwal kabar pemecatan karyawannya. Manajemen menyebutkan GoTo telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada 1.300 orang atau 12 persen dari total karyawannya di Indonesia, Vietnam, Singapura, dan India.

GoTo mengklaim banyak melakukan evaluasi optimalisasi beban biaya secara menyeluruh, termasuk penyelarasan kegiatan operasional, integrasi proses kerja, dan melakukan negosiasi ulang berbagai kontrak kerja sama. Pada akhir kuartal kedua 2022, perusahaan telah melakukan penghematan biaya struktural sebesar Rp 800 miliar dari berbagai aspek penghematan, seperti teknologi, pemasaran dan outsourcing.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement