Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Bir yang Terawetkan Selama 120 Tahun Ternyata dapat Dikembangkan untuk Ciptakan Cita Rasa Baru

Tim Okezone , Jurnalis-Rabu, 07 Desember 2022 |06:08 WIB
Bir yang Terawetkan Selama 120 Tahun Ternyata dapat Dikembangkan untuk Ciptakan Cita Rasa Baru
Ilustrasi/ Foto: BBC
A
A
A

Sejak dia mulai menyelam ke Wallachia pada 1980-an, Hickman telah menemukan lusinan botol berisi wiski, gin, dan bir.

Ragi di dalam cairan botol bir berusia 120 tahun

Namun kunjungannya baru-baru ini, upaya tim dengan sejumlah penyelam pendamping, merupakan sesuatu yang tidak biasa.

Botol-botol yang mereka ambil diserahkan kepada para ilmuwan di sebuah perusahaan riset bernama Brewlab, yang bersama-sama tim peneliti Universitas Sunderland, mampu mengekstrak ragi hidup dari cairan di dalam tiga botol.

Mereka kemudian menggunakan ragi tersebut demi upaya membuat ulang bir asli.

Pada 2018, proyek serupa di Tasmania menggunakan ragi dari botol bir berusia 220 tahun yang ditemukan di kapal karam guna memperkirakan minuman dari tahun 1700-an.

Tetapi studi tentang ragi Wallachia mengungkapkan kejutan

Bir-bir itu mengandung jenis ragi yang tidak biasa dan tim di balik pekerjaan itu sekarang mengevaluasi apakah galur yang telah lama hilang ini dapat diterapkan dalam pembuatan bir modern atau bahkan dapat meningkatkan mutu bir hari ini.

Ini hanyalah salah satu contoh dari bidang penelitian yang berkembang di antara pembuat bir dan fermentor cairan lainnya yang mencari strain ragi yang terlupakan dengan harapan mereka dapat dimanfaatkan dengan baik.

Itu berarti mereka mencari dalam botol-botol tua yang ditemukan di bangkai kapal, menjelajahi pot-pot kuno, dan mengumpulkan sampel dari tempat penyulingan yang hancur di mana strain ragi mungkin masih ada.

Pencarian semacam ini disebut bioprospecting dan kebangkitan ragi bersejarah dapat memiliki banyak aplikasi, mulai dari membersihkan polusi hingga membantu produksi aroma untuk industri parfum.

Beberapa dari produk sampingan tersebut memberikan rasa sehingga setiap strain ragi individu, yang memetabolisme dengan caranya sendiri, akan menghasilkan profil rasa yang berbeda dalam produk fermentasi.

(Nanda Aria)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement