JAKARTA – Seorang jenderal, baik yang bertugas di TNI mau pun Polri, wajib memiliki kemampuan yang mumpuni dalam memimpin dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Karena itulah, tidak jarang seorang jenderal dari kedua institusi tersebut yang kemudian ditunjuk sebagai menteri kabinet dan memimpin sejumlah kementerian.
Hal ini juga terjadi di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang mengisi sejumlah posisi menteri dengan jenderal TNI dan Polri, berikut beberapa di antaranya:
1. Luhut Binsar Pandjaitan
Nama Luhut Binsar Pandjaitan tentu tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi ini merupakan salah satu orang kepercayaan Presiden Jokowi dalam kabinetnya.
Lahir di Simargala, Toba Samosir, Sumatera Utara pada 28 September 1947, Luhut memiliki karier militer yang cemerlang. Penerima Adhi Makayasa sebagai Lulusan Terbaik AKABRI bagian Darat tahun 1970 ini adalah seorang anggota pasukan elite Kopassus yang terjun dalam berbagai medan pertempuran dan operasi militer.
Dilansir dari Okezone, selama berkarier di militer Luhut memegang sejumlah jabatan penting: Komandan Grup 3 Kopassus, Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif), hingga Komandan Pendidikan dan Latihan (Kodiklat) TNI Angkatan Darat. Dia juga Mendirikan sekaligus menjadi komandan pertama Detasemen 81 (sekarang Sat-81/Gultor) kesatuan baret merah Kopassus, yang merupakan salah satu pasukan khusus penanggulangan terorisme terbaik di dunia.
Karier politiknya dimulai pada masa pemerintahan Presiden BJ Habibie saat dia diangkat sebagai Duta Besar RI untuk Singapura. Pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, Luhut ditapuk sebagai Menteri Perdagangan dan Industri, meski masa jabatannya berlangsung singkat.
2. Prabowo Subianto
Prabowo Subianto dipercaya Presiden Jokowi menjabat sebagai Menteri Pertahanan pada Juni 2022, jabatan yang mampu dijalankannya dengan cemerlang seperti yang terlihat dari survei publik baru-baru ini.
Sempat bertarung dengan Jokowi pada Pemilihan Presiden 2014 dan 2019, Prabowo juga dikenal sebagai seorang jenderal yang pernah memegang sejumlah jabatan penting militer.
Prabowo mengawali karier di TNI Angkatan Darat pada 1974 sebagai seorang Letnan Dua setelah lulus dari AKABRI Darat di Magelang. Dari 1976 hingga 1985, Prabowo bertugas di Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha), dan sempat menjabat sebagai wakil komandan Detasemen penanggulangan teror pasukan khusus tersebut.
Setelah terlibat dalam operasi untuk menangkap Xanana Gusmao di Timor Leste, pada 1995 Prabowo diangkat menjadi Komandan Jenderal Kopassus (Danjen) Kopassus dengan pangkat Mayor Jenderal. Pria kelahiran 17 Oktober 1951 itu kemudian diangkat sebagai Pangkostrad pada 20 Maret 1998, beberapa bulan sebelum lengsernya Presiden Soeharto.
3. Tito Karnavian
Jenderal (Purn) Polisi Muhammad Tito Karnavian diangkat Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Menteri Dalam Negeri (Mendagri) di Kabinet Indonesia Maju pada Oktober 2019, setelah sebelumnya menjabat sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri).
Pria kelahiran Palembang, Sumatera Selatan pada 26 Oktober 1964 adalah lulusan Akpol 1987 dengan karier gemilang. Prestasi Tito yang banyak disorot terutama adalah kepemimpinannya di unit khusus Anti-Teror Densus 88, yang sukses memberantas gembong teroris pimpinan Dr. Azhari dan Noordin M Top.
Setelah mengepalai Polda Papua dan Polda Metro Jaya, pada 2016 Tito dipercaya memimpin Badan Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada Maret 2016, dan hanya berselang beberapa bulan, pada Juli 2016, dia dilantik sebagai Kapolri.
4. Hadi Tjahjanto
Mantan Panglima TNI Marsekal (Purn.) Hadi Tjahjanto ditunjuk sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang pada Juni 2022.
Pria kelahiran 8 November 1963 itu adalah lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1986 dan Sekolah Penerbang TNI AU 1987. Dia mengawali kariernya di Skuadron Udara 4 yang bermarkas di Pangkalan Udara Abdul Rachman Saleh, Malang, Jawa Timur.
Pada 1998, Hadi menjadi Kepala Seksi Bingadiksis Dispers Lanud Adi Soemarmo. Pada tahun yang sama, ia menjabat sebagai Komandan Batalyon III Menchandra Akademi TNI. Setahun kemudian dia menjadi Instruktur Penerbangan Lanud Adi Sucipto sebelum dipercaya menjadi Kepala Seksi Keamanan dan Pertahanan Pangkalan Dinas Operasi Lanud Adi Sucipto.
Setelah menduduki posisi sebagai Komandan Pangkalan Udara Adisumarmo pada 2010, Hadi yang berpangkat Kolonel dipercaya menjadi Direktur Operasi dan Latihan Badan SAR Nasional dan selama dua bulan menjabat Kepala Dinas Penerangan TNI AU (2013 - 2015).
Dia kemudian diangkat sebagai Sekretariat Militer Presiden Republik Indonesia Presiden Joko Widodo dan pangkatnya naik menjadi Marsekal Muda.
Pada 18 Januari 2017 Hadi terpilih menjadi Kepala Staf Angkatan Udara, dan tidak sampai setahun, dia diangkat menjadi Panglima TNI menggantikan Jenderal Gatot Nurmantyo.
(Rahman Asmardika)