Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Hidup Jenderal Wismoyo: Dari Pengembala Kambing hingga Makelar Karcis Bioskop

Sucipto , Jurnalis-Kamis, 22 Desember 2022 |06:00 WIB
Kisah Hidup Jenderal Wismoyo: Dari Pengembala Kambing hingga Makelar Karcis Bioskop
Jenderal Wismoyo Arismunandar (Foto: istimewa/Okezone)
A
A
A

Saat tes masuk menjadi taruna, Wismoyo kembali menunjukkan keberaniannya. Ketika itu, kepala Wismoyo dipegang oleh salah satu panitia seleksi bernama Mayor Usman Rahman. Tak terima dengan perlakuan itu, Wismoyo marah dan menghalangi langkah Mayor Usman. 

“Mayor jangan pegang-pegang kepala saya,” katanya dengan suara tegas. Setelah berhasil melewati semua tes, Wismoyo dinyatakan lulus sebagai taruna. Bersama dengan taruna lainnya, Wismoyo pun digembleng dengan keras di lembah Tidar. 

Lalu jalan hidup pria kelahiran Bondowoso, 10 Februari 1940, berubah setelah masuk tentara.
Lulus AMN 1960 dengan pangkat Letnan Dua (Letda), Wismoyo langsung bergabung dengan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang saat itu masih bernama Kopassandha, pasukan elite TNI Angkatan Darat (AD). Belum lama bergabung dengan Kopassandha, Wismoyo langsung mendapat tugas menumpas pemberontakan bersenjata DI/TII pimpinan Kahar Muzakar di Sulawesi Selatan yang dilanjutkan dengan menumpas G30S/PKI di sejumlah daerah.

Keberhasilannya di medan operasi, membuat Wismoyo diangkat menjadi Komandan Pengawal Pribadi (Danwalpri) Presiden Soeharto. Sebuah tugas yang hanya diberikan kepada prajurit-prajurit pilihan. Sebagai Danwalpri, Wismoyo bertanggungjawab terhadap keamanan dan keselamatan presiden dan keluarganya. 

Karenanya, dalam melaksanakan tugas pengamanan, Wismoyo selalu melekat di mana pun Presiden Soeharto berada. Setahun menjadi pengawal pribadi, Wismoyo kembali ke Kopassus menjadi Komandan Kompi Group 4 Kopassus. Selanjutnya, diangkat menjadi Danki 5 Group 4. 

Menyandang pangkat Kapten, Wismoyo kembali mendapat tugas dalam Operasi Wibawa di Papua pada 1969. Kemudian, menumpas pemberontakan PGRS/Paraku di pedalaman Kalimantan berbatasan dengan Malaysia.

Karier moncer Wismoyo terus menanjak, setelah menamatkan pendidikannya di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) dan Sesko ABRI, Wismoyo kemudian menduduki sejumlah jabatan strategis hingga diangkat menjadi Komandan Jenderal (Danjen) Kopassandha ke-9 pada 1983. 
Jabatan Wismoyo semakin mentereng. Dia diangkat menjadi Kasdam IX/Udayana, kemudian Pangdam XVII/Cenderawasih dan Pangdam IV/Diponegoro. Selanjutnya, Presiden Soeharto mengangkatnya menjadi Pangkostrad dan Wakasad pada 1992, dan puncaknya menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ke-17.

(Fakhrizal Fakhri )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement