Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Profil Try Sutrisno, Jenderal yang Dipilih Soeharto untuk Jadi Wapres

Fatmawati , Jurnalis-Minggu, 25 Desember 2022 |05:08 WIB
Profil Try Sutrisno, Jenderal yang Dipilih Soeharto untuk Jadi Wapres
Try Sutrisno. (Foto: Dok Okezone.com)
A
A
A

JAKARTA – Jenderal TNI Try Sutrisno adalah Wakil Presiden Indonesia ke-6 mendampingi Presiden Soeharto pada 1993-1998.

Try Sutrisno menjadi salah satu Wakil Presiden Indonesia yang berasal dari golongan militer. Sebelumnya, posisi Wakil Presiden juga pernah dijabat oleh seorang dengan latar belakang militer, yaitu Umar Wirahadikusumah dan Sudharmono.

Hal tersebut tentu tidaklah aneh, melihat Presiden Soeharto sendiri merupakan seorang militer. Karena kepercayaan dan keterikatan yang sama-sama dari kalangan militer ini tentunya memudahkan komunikasi antara Presiden dan Wakil Presiden.

Mengutip laman tni.mil.id, Wakil Presiden yang lahir pada 15 November 1935 di Surabaya, Jawa Timur, dikenal sebagai seorang negarawan yang jujur, bersahaja, loyal, berdedikasi tinggi dan berpendirian teguh.

Majelis Permusyawaratan Rakyat masa bakti 1992 -1997 melalui Sidang Umumnya pada tahun 1993, akhirnya memilih Try Soetrisno menjadi Wakil Presiden RI mendampingi HM. Soeharto, presiden terpilih saat itu.

Baca juga:  Kondisi Try Sutrisno Semakin Stabil, Kepala RSPAD: Dirawat di Paviliun Kartika

Fraksi ABRI MPR-RI yang lebih dahulu mencalonkannya, mendahului pilihan terbuka dari Presiden Soeharto.

Suatu hal yang tidak lazim pada era Orde Baru itu. Konon, Presiden Soeharto merasa di-fait accompli.

Pada tahun 1998 tugasnya sebagai Wapres berakhir, dan kemudian digantikan oleh BJ. Habibie pada Sidang Umum MPR 1998.

Karier Militer Try Sutrisno

Pada tahun 1956, Try diterima menjadi taruna di Akademi Teknik Angkatan Darat (Atekad). Untuk pertama kalinya sebagai Militer, ia ikut berperang melawan pemberontakan PRRI pada tahun 1957.

Sebelum menjadi ajudan Soeharto, Try Sutrisno sudah mengenal Pak Harto di masa Operasi Pembebasan Irian Barat Tahun 1962 ketika Mayor Jenderal Soeharto ditunjuk oleh Presiden Soekarno untuk menjadi Panglima Komando Mandala yang berpangkalan di Sulawesi.

Hingga akhirnya Try Sutrisno dipilih menjadi ajudan Presiden Soeharto pada tahun 1974. Empat tahun setelahnya, yaitu tahun 1978, Try diangkat sebagai Kepala Komando Daerah Staf di KODAM XVI/Udayana.

Selang satu tahun kemudian, ia diangkat menjadi Panglima Daerah KODAM IV/Sriwijaya. Empat tahun kemudian, ia diangkat sebagai Panglima Daerah KODAM V/ Jaya dan ditempatkan di Jakarta.

Pada Agustus 1985, Try kembali mendapat kenaikan pangkat menjadi Letjen TNI sekaligus diangkat menjabat Wakasad mendampingi Kasa saat itu, Jenderal TNI Rudhini.

Tak lama menjabat sebagai Wakasad, pada bulan Juni tahun 1986 ia kemudian diangkat menjadi Kasad menggantikan Jenderal TNI Rudhini. Try Sutrisno menjabat selama satu setengah tahun.

Di awal tahun 1988 ia dipromosikan menjadi Pangab menggantikan Jenderal TNI LB. Moerdani.

Jenderal TNI Try Sutrisno akhirnya memimpin ABRI, sejak tahun 1988-1993. Ketika itu ABRI masih terdiri dari institusi TNI AD, TNI AL, TNI AU, dan POLRI.

Banyak peristiwa penting yang patut dicatat selama kepemimpinannya, seperti meletusnya kembali pemberontakan GPK (Gerakan Pengacau Keamanan) di Aceh pada pertengahan tahun 1989, menyusul dibubarkannya Kodam I/Iskandarmuda.

GPK separatis Aceh tersebut merupakan kelanjutan (kambuhan) dari GPLHT (Gerakan Pengacau Liar Hasan Tiro) yang lahir pada tahun 1976 dan yang telah berhasil ditumpas pada tahun 1982.

Selama masa kepemimpinan Jenderal Try Sutrisno, banyak peristiwa separatis yang terjadi. Diantaranya peristiwa Santa Qruz, GPK di Aceh dan juga peristiwa Tanjung Priok.

Biodata Singkat

Nama Lengkap: Try Sutrisno

Tanggal Lahir: 15 November 1935

Tempat Lahir: Surabaya, Jawa Timur, Indonesia

Agama: Islam

Istri: Tuti Sutiawati

Partai Politik: Golkar, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia

Anak:

1. Nora Tristiyana

2. Taufik Dwi Cahyono

3. Firman Santya Budi

4. Nori Chandrawati

5. Isfan Fajar Satrio

6. Kunto AriefWibowo

7. Natalia Indrasari

(Qur'anul Hidayat)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement